Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri. –Amsal 11:17
Baca: Amsal 11:16-25
Saat memilih laptop di toko elektronik, dua sahabat bertemu dengan Shaquille O’Neal, bintang bola basket yang terkenal. Karena mengetahui bahwa O’Neal baru saja kehilangan saudara perempuan dan seorang mantan rekan satu timnya, mereka pun menyampaikan belasungkawa kepadanya. Kemudian, saat mereka melanjutkan belanja, Shaq menghampiri dan meminta mereka untuk memilih laptop terbaik yang dijual di toko itu. Terharu oleh empati yang mereka tunjukkan, ia kemudian membelikan laptop pilihan mereka sebagai tanda terima kasih atas penghargaan mereka terhadap situasi pribadinya yang sulit.
Berabad-abad sebelum pertemuan tersebut, Salomo menulis bahwa “orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri” (Amsal 11:17). Saat kita memikirkan kebutuhan orang lain dan melakukan apa yang dapat kita lakukan untuk menolong dan menyemangati mereka, kita sedang memberkati diri kita sendiri. Mungkin bukan dengan laptop atau harta benda, tetapi Allah memiliki cara-Nya sendiri untuk memberkati kita dengan hal-hal yang tidak dapat diukur oleh dunia ini. Ini seperti dijelaskan Salomo pada ayat sebelumnya di pasal yang sama, “Perempuan yang baik hati beroleh hormat; sedangkan seorang penindas beroleh kekayaan” (ay. 16). Ada berkat-berkat Allah yang jauh lebih berharga daripada uang, dan Dia menilainya dengan murah hati dalam hikmat dan cara-Nya yang sempurna.
Kebaikan dan kemurahan hati adalah bagian dari karakter Allah, dan Dia senang melihat karakter-karakter itu diekspresikan melalui hati dan hidup kita. Salomo merangkumnya dengan baik: “Orang yang suka menolong akan ditolong juga” (ay. 25 BIMK).
Oleh: James Banks
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Allah telah menunjukkan kebaikan kepada Anda? Dengan cara apa Anda dapat menunjukkan kasih-Nya kepada orang lain hari ini?
Ya Allah, aku sungguh menikmati kebaikan-Mu. Tolonglah aku untuk semakin menyerupai-Mu, supaya aku dapat membagikan kasih-Mu dengan cara-cara praktis yang berguna bagi sesama.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Amsal 11 membandingkan orang benar, yaitu mereka yang hidup sesuai dengan jalan Allah, dengan orang fasik yang memilih jalan kejahatan dan kekejaman. Pasal ini menekankan bahwa kejahatan dan kefasikan merusak diri sendiri: “orang fasik jatuh karena kefasikannya” (ay. 5); “pengkhianat tertangkap oleh hawa nafsunya” (ay. 6); “orang yang kejam menyiksa badannya sendiri” (ay. 17). Kehidupan yang dijalani sesuai dengan maksud Allah akan menghasilkan kebahagiaan, dan prinsip itulah yang menjadi inti Kitab Amsal. Bagian-bagian lain dari Kitab Suci seperti Kitab Ayub dan Pengkhotbah memberikan gambaran yang sedikit berbeda untuk menyadarkan kita bahwa sering kali orang benar justru sangat menderita di saat orang jahat tampaknya hidup bahagia. Namun, Amsal menekankan bahwa mengejar kejahatan adalah tindakan yang picik dan merusak diri sendiri. Akan tetapi, mengikuti jalan Allah akan menuntun kepada sukacita dan kelimpahan yang mendalam. Amsal 11:19 menyatakannya seperti ini: “Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian.” –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar