Berilah dan kamu akan diberi. –Lukas 6:38
Baca: Lukas 6:31-38
Ketika Lydia mendapat hadiah $10.000 (lebih dari 155 juta rupiah) dari seorang donatur rahasia, ia hanya menggunakan sedikit untuk keperluan pribadinya dan memberikan sebagian besar jumlah uang itu kepada rekan kerja, keluarga, korban banjir, dan badan amal. Tanpa sepengetahuannya, Lydia adalah bagian dari sebuah studi yang meneliti respons 200 orang ketika mendapat hadiah sebesar $10.000 melalui transfer bank. Studi tersebut mendapati bahwa lebih dari dua per tiga uang hadiah itu ternyata dibagi-bagikan lagi oleh para penerimanya. Saat membagikan cerita ini, Chris Anderson, kepala organisasi media nirlaba TED, merefleksikan, “Ternyata . . . kita diciptakan untuk menanggapi kemurahan hati yang kita terima dengan bermurah hati kepada orang lain lagi.”
Dalam Kitab Suci, kita menemukan bahwa ketika seseorang hidup dengan murah hati, mereka sedang mencerminkan hati Allah yang menciptakan mereka. Allah itu murah hati, berbelas kasih, dan penuh kebaikan, bukan hanya kepada sebagian orang, tetapi kepada semua—bahkan “terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat” (Luk. 6:35). Oleh sebab itu, Yesus mengajar mereka yang ingin mencerminkan karakter Allah agar “mengasihi”, “berbuat baik”, dan “meminjamkan” bahkan kepada musuh “dengan tidak mengharapkan balasan” (ay. 32-35).
Ketika memberi tanpa mengharapkan balasan, kita akan mendapati bahwa cara hidup tersebut tidak akan membawa kerugian bagi kita. Yesus juga menyoroti kebenaran itu, dengan berkata, “Berilah, dan kamu akan diberi . . . Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepada-Mu” (ay. 38). Ketika kita menanggapi kemurahan hati Allah dengan sikap hidup yang rela memberi, kita akan mengalami betapa tak terhitung berkat-berkat yang telah memperkaya hidup kita.
Oleh: Monica La Rose
Renungkan dan Doakan
Pernahkah Anda mengalami sukacita saat memberi? Bagaimana pemberian orang lain telah memperkaya hidup Anda?
Allah yang murah hati, terima kasih untuk sukacita dalam memberi.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Pengajaran Yesus dalam Lukas 6:31-38 mirip dengan Khotbah di Bukit dalam Matius 5:38-48, ketika Yesus mengajar di “atas bukit” (ay. 1). Kristus memberikan khotbah dalam Lukas 6—Khotbah di Dataran—pada kesempatan lain: “suatu tempat yang datar” (ay. 17) atau “tempat yang rata” (TL), Di sini, Yesus mengajar tentang kasih tak bersyarat kepada orang lain, termasuk kepada musuh, sehingga kita dapat menjadi “anak-anak Allah Yang Mahatinggi” (ay. 35). Allah itu “baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat” (ay. 35), jadi kita pun harus berbelas kasih dengan cara yang sama seperti “Bapamu adalah murah hati” (ay. 36). Dalam khotbah ini, Kristus mengucapkan sebuah perkataan yang dikenal dengan Kaidah Emas: “Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (ay. 31), dan ini mendukung prinsip di Galatia 6:7, “apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Kristus juga berbicara tentang perlakuan timbal balik, “Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Lukas 6:38). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar