• Pelangi dan Janji Allah 2025-02-24

    Kutaruh pelangi-Ku di awan sebagai tanda perjanjian-Ku dengan dunia. –Kejadian 9:13 (BIMK)

    Baca: Kejadian 9:8-17

    Saat berdiri menyaksikan Air Terjun Niagara yang menakjubkan, saya memperhatikan banyak turis tiba-tiba mulai mengambil foto. Memandang ke arah yang sama, saya melihat sebuah pelangi muncul, melengkung melintasi sungai. Tampaknya pelangi itu bermula dari dasar air terjun di sisi Kanada dan berujung di dasar air terjun di sisi Amerika Serikat.

    Sesungguhnya, karena berbentuk lingkaran penuh, sebuah pelangi tidak berujung. Fenomena itu hanya pernah saya lihat sekali. Saat itu saya sedang menatap ke luar jendela pesawat, dan matahari yang bersinar ke arah yang tepat memunculkan pelangi berbentuk lingkaran penuh pada kejauhan di atas awan. Saya dibuat terpesona oleh pemandangan itu sampai pesawat membelok dan lingkaran tersebut lenyap.

    Pelangi itu membawa saya kepada perenungan yang mendalam—bagaimana Allah tidak memiliki awal dan akhir, dan bahwa Dia menyatakan janji-janji-Nya kepada kita di mana pun kita berada. Allah kita yang kekal dan tak berkesudahan menaruh “pelangi-[Nya] di awan” (Kej. 9:13 BIMK) sebagai janji-Nya untuk tidak lagi membanjiri bumi dan “membinasakan segala yang hidup” (ay. 15 BIMK). Hingga saat ini, Pencipta kita masih memperlihatkan pengingat akan janji itu kepada kita, makhluk ciptaan-Nya (ay. 13-16).

    Yesaya 40:28 mengatakan, “Tuhanlah Allah yang kekal, yang menciptakan seluruh bumi. . . . pikiran-Nya tak dapat diselami” (BIMK). Sungguh gambaran yang luar biasa! Kita dapat selamanya belajar untuk mengenali Dia yang menepati janji-Nya kepada kita, tetapi kita tidak akan pernah bisa menyelami seluruh pikiran-Nya.

    Oleh: Brent Hackett

    Renungkan dan Doakan

    Manakah sifat Allah yang Anda pikirkan saat melihat pelangi? Bagaimana janji-janji-Nya menguatkan Anda?

    Ya Bapa, terima kasih, karena Engkau menciptakan dan menampilkan pelangi sebagai peneguhan janji-Mu kepada kami.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....

    WAWASAN

    Kata perjanjian pertama kali muncul di Kejadian 6:18 ketika Allah berkata kepada Nuh, “Dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku.” Meskipun arti spesifik dari kata perjanjian ditentukan oleh konteks pemakaiannya, secara umum kata tersebut berarti “kesepakatan formal di antara dua pihak atau lebih.” Terkadang, seperti perjanjian Allah dengan Nuh (9:8-17) dan Abraham (17:9-14), ada sebuah tanda yang dipakai untuk melambangkannya. Selain perjanjian Nuh dan Abraham, sejumlah perjanjian lain yang terdapat di Perjanjian Lama meliputi perjanjian Musa (Keluaran 19–24), Daud (2 Samuel 7), dan Perjanjian Baru (Yeremia 31:31-34). –Arthur Jackson

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB