Aku diberi suatu duri di dalam dagingku. –2 Korintus 12:7
Baca: 2 Korintus 12:2-10
Terlahir sebagai Mary Flannery O’Connor, ia lebih dikenal sebagai Flannery O’Connor, salah seorang penulis dari kawasan selatan AS yang paling terkenal. Karyanya sarat dengan kisah-kisah tentang penderitaan dan kasih karunia. Ketika ayah tercintanya meninggal karena penyakit lupus saat ia baru berusia 15 tahun, O’Connor yang terpukul membenamkan diri dalam penulisan novelnya yang pertama. Tidak lama kemudian, ia sendiri didiagnosis menderita lupus, penyakit tak tersembuhkan yang merenggut nyawanya pada usia ke-39. Tulisan-tulisan O’Connor mencerminkan penderitaan fisik dan mental yang dialaminya. Novelis Alice McDermott mengatakan, “Saya rasa penyakit itulah yang membentuknya menjadi sosok penulis yang kita kagumi sekarang.”
Kita tidak tahu “duri” apa yang sebenarnya mendera Rasul Paulus (2 Kor. 12:7), meski ada banyak dugaan yang telah dikemukakan. Yang kita tahu adalah Paulus mengatakan, “Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku” (ay. 8). Kita juga tahu bahwa Allah tidak melakukannya (ay. 9), dan keputusan Allah itu membuat Paulus rendah hati. Paulus menyatakan bahwa hal itu terjadi “supaya [ia] jangan meninggikan diri” (ay. 7). Duri Paulus membentuk dirinya dan membuatnya menjadi sosok rasul yang kita kenal. Namun, bukan hanya duri yang dialami oleh Paulus, karena beserta duri itu ada pula kasih karunia Allah yang cukup dan kuasa yang menyempurnakan, sehingga rasul yang menderita itu dapat berkata, “Jika aku lemah, maka aku kuat” (ay. 10).
Duri-duri di dalam hidup kita, apa pun itu, membentuk dan menjadikan diri kita apa adanya saat ini. Namun, bukan hanya duri-duri itu yang kita alami. Seperti yang telah disaksikan oleh Paulus, Flannery O’Connor, dan begitu banyak orang di sepanjang sejarah manusia, ada kasih karunia Allah yang cukup bagi kita.
Oleh: John Blase
Renungkan dan Doakan
Apa sajakah “duri” di dalam kehidupan Anda? Bagaimana Anda dapat mengizinkan kasih karunia dan kekuatan Allah mencukupkan Anda hari ini?
Ya Allah, kasih karunia-Mu cukup bagiku.
Amin
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
Ketika Paulus berbicara tentang “tingkat yang ketiga dari sorga” (2 Korintus 12:2), ia merujuk pada “Firdaus” (ay. 4)—alam surgawi tempat Allah berdiam. Saat dalam penglihatannya ia mendengar “kata-kata yang tak terkatakan,” Paulus menolak untuk menonjolkan dirinya dengan berkata, “Aku tahu tentang seorang Kristen . . .” (ay. 2). Sang rasul telah mengalami sesuatu yang sangat mengguncangkan jiwa lewat penglihatan tersebut. Namun, pengalaman yang luar biasa itu bisa saja membuatnya sombong. Karena itu, “duri di dalam daging” (ay. 7) ada dalam hidup Paulus untuk mendorongnya terus bergantung pada Allah.
Ketika kita menghadapi cobaan, kita pun dapat meyakini bahwa kasih karunia Allah selalu cukup bagi kita. –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread

Tidak ada komentar:
Posting Komentar