Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal. –1 Raja-raja 19:18
Baca: 1 Raja-raja 19:8-11, 15-18
“Senang bertemu denganmu!” “Kamu juga!” “Senang sekali ketemu kamu di sini!” Mereka saling memberikan sapaan yang hangat dan ramah. Para anggota lembaga pelayanan di California Selatan itu berkumpul secara daring sebelum acara dimulai. Sebagai pembicara yang melayani dari jauh di Colorado, saya mengamati interaksi mereka diam-diam. Sebagai seorang introvert yang tidak kenal siapa-siapa, saya merasa seperti orang asing. Lalu, tiba-tiba, wajah pendeta saya muncul di layar. Kemudian seorang teman lama di gereja saya juga hadir. Saya tidak lagi merasa sendirian setelah melihat mereka. Kehadiran mereka terasa seperti dukungan yang dikirim Allah untuk saya.
Nabi Elia juga tidak sendirian, meskipun ia merasa “hanya [ia] seorang dirilah yang masih hidup” setelah melarikan diri dari murka Izebel dan Ahab (1 Raj. 19:10). Setelah berjalan melintasi padang gurun selama empat puluh hari empat puluh malam, Elia bersembunyi dalam sebuah gua di Gunung Horeb. Namun, Allah memanggilnya untuk kembali melayani, dengan berkata kepadanya, “Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau” (ay. 15-16).
Kemudian Allah meyakinkan Elia, “Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia” (ay. 18). Seperti yang Elia pelajari, ketika melayani Allah, kita tidak melayani seorang diri. Dengan pertolongan yang diberikan-Nya, kita akan melayani bersama-sama.
Oleh: Patricia Raybon
Renungkan dan Doakan
Dukungan apa yang Allah kirimkan dalam pelayanan Anda baru-baru ini? Siapa yang dapat Anda ajak untuk melayani bersama, untuk meningkatkan dampak dari pelayanan Anda?
Ya Allah, ketika aku merasa sendirian melayani-Mu, ingatkanlah aku bahwa ada orang-orang yang Engkau utus untuk melayani bersamaku, sehingga kami dapat melakukannya dengan penuh sukacita.
Amin.......
Selamat pagi, selamat beraktifitas, tetap semangat, Gbu.
WAWASAN
Ketika membaca kisah pelarian Elia dari ancaman Izebel (1 Raja-Raja 19:1-9), kita melihat kemiripannya dengan pengalaman Musa. Seperti Musa, Elia juga melarikan diri dari penguasa yang bermaksud membunuhnya (Keluaran 2:15; 1 Raja-Raja 19:3). Elia berjalan selama empat puluh hari menuju Horeb, gunung Allah (juga dikenal sebagai Gunung Sinai), dan Musa menghabiskan empat puluh hari di gunung yang sama (1 Raja-Raja 19:8; Keluaran 24:18; 34:28). Kedua nabi tersebut bertemu Allah di Gunung Horeb (1 Raja-Raja 19:11; Keluaran 24:12-18). Ketika Elia tiba, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya untuk melindungi diri (1 Raja-Raja 19:13), seperti Musa dilindungi oleh bebatuan ketika Allah melewatinya (Keluaran 33:21-22). The NIV Application Commentary mencatat: “Narasi tersebut dengan sengaja menunjukkan bahwa Elia adalah nabi seperti Musa.” –J.R. Hudberg
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar