Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku . . . dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan. –Pengkhotbah 2:11
Baca: Pengkhotbah 2:1-11
Pada tahun 2010, James Ward, kreator blog “I Like Boring Things,” menyelenggarakan acara bertajuk “Boring Conference” (Konferensi yang Membosankan). Konferensi satu hari ini diadakan untuk merayakan hal-hal biasa, remeh, atau yang biasanya terabaikan. Para pembicara mengangkat topik-topik remeh, seperti soal bersin, suara yang dikeluarkan oleh mesin penjual otomatis, dan mesin printer inkjet keluaran 1999. Ward tahu topik-topik tersebut mungkin membosankan, tetapi para pembicara dapat membahasnya dengan cara yang menarik, bermakna, dan bahkan menyenangkan.
Beribu-ribu tahun lalu, Salomo, raja yang paling bijaksana, berusaha mencari sukacita dalam hal-hal remeh yang ditemui sehari-hari. Ia bekerja keras, memelihara ternak, mengumpulkan kekayaan, mencari hiburan, dan mendirikan bangunan (Pkh. 2:4-9). Sebagian dari usaha itu patut dipuji, tetapi ada juga yang tidak patut. Akhirnya, dalam pencariannya akan makna hidup, sang raja hanya menemukan kebosanan (ay. 11). Salomo tadinya memiliki pandangan terhadap dunia sebatas pengalaman manusiawi yang tidak melibatkan Allah. Namun, akhirnya Salomo menyadari bahwa ia dapat menemukan sukacita dalam hal-hal remeh hanya ketika ia mengingat dan memuji Allah ( 12:1-7).
Ketika merasa terperangkap dalam kebosanan, kita dapat mulai merayakan hal-hal remeh di sekitar kita, sambil mengingat Sang Pencipta (ay. 1)—Allah yang memberi makna bagi semua yang biasa dan remeh tersebut. Seraya mengingat dan menyembah Dia, kita akan menemukan keajaiban dalam hal-hal biasa, rasa syukur terhadap hal-hal remeh, dan sukacita dalam berbagai hal yang sepertinya tidak berarti dalam hidup kita.
Oleh: Marvin Williams
Renungkan dan Doakan
Mengapa begitu sulit menemukan makna dalam hal-hal yang takkan pernah memuaskan? Bagaimana Anda dapat mengutamakan kembali komitmen dan ibadah Anda kepada Allah, supaya Anda dapat menemukan makna hidup di dalam Dia?
Ya Allah, penuhilah momen-momen hidupku yang biasa-biasa saja dengan sukacita dan keajaiban-Mu yang luar biasa.
Amin......... Selamat pagi selamat beraktifitas, tetap semangat, Gbu.
WAWASAN
Kitab Pengkhotbah kemungkinan besar ditulis oleh Salomo; penulisnya dikatakan adalah anak Daud (1:1) dan raja Israel (ay. 12). Sebagai raja, Salomo dapat melakukan “eksperimen” untuk menemukan makna, dengan cara mengejar hal-hal yang paling diinginkan manusia (2:1-11). Selain itu, selama pencarian makna ini, meski menikmati kesenangan duniawi, ia mencatat bahwa ia tetap dituntun oleh hikmat (ay. 3,9). Kita diberi tahu bahwa Salomo adalah orang paling bijaksana yang pernah ada (lihat 1 Raja-Raja 3:11-12). –Julie Schwab
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar