Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” –Yohanes 11:23
Baca: Yohanes 11:1-7, 17-25
Pada tahun 2011, Karey Packard dan putrinya sedang berkemas-kemas untuk pindah ke rumah baru. Tiba-tiba, Karey pingsan dan jantungnya berhenti berdetak. Dokter berhasil menolong Karey tetap hidup, tetapi kondisinya makin memburuk sepanjang malam. Suaminya, Craig, diminta untuk menghubungi keluarga agar mereka mengucapkan salam perpisahan. Mereka pun menaikkan apa yang disebut Craig sebagai “doa keputusasaan.”
Seberapa sering kita mengucapkan doa keputusasaan di tengah krisis? Maria dan Marta melakukannya. Mereka mengirimkan pesan yang mendesak kepada Yesus: saudara mereka Lazarus, “dia yang Engkau kasihi,” sedang sakit parah (Yoh. 11:3). Ketika Kristus akhirnya sampai, Lazarus sudah mati selama empat hari. Dalam kesedihannya, Marta berkata kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati” (ay. 21). Ia tahu Kristus sanggup menyembuhkan orang sakit, tetapi tidak pernah membayangkan kuasa-Nya sanggup mengalahkan kematian. Tentu saja, Yesus membangkitkan Lazarus, suatu isyarat akan kebangkitan diri-Nya sendiri beberapa minggu kemudian.
Karey secara resmi sudah dinyatakan meninggal dunia, tetapi secara ajaib Allah menghidupkannya kembali. Dalam kisah Karey dan Lazarus, mudah bagi kita untuk melewatkan intinya. Sesungguhnya, Allah memiliki maksud-maksud yang tidak kita ketahui. Dia tidak menyembuhkan setiap orang yang sakit atau menghidupkan kembali semua orang yang sudah meninggal. Namun, Dia memberi kita jaminan yang melampaui segalanya: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (ay. 25). Sebagai orang percaya, kita tahu, apa pun yang terjadi, kita akan bersama dengan Tuhan Yesus. Doa keputusasaan yang kita naikkan pun dapat dipenuhi dengan pengharapan.
Oleh: Kenneth Petersen
Renungkan dan Doakan
Pengalaman putus asa apa yang pernah Anda alami? Bagaimana Anda melewatinya dengan berdoa?
Allah Bapa, mampukanlah aku melihat gambaran yang lebih besar dari maksud-maksud-Mu.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Paham tentang kebangkitan yang akan datang (lih. Yohanes 11:23) adalah kepercayaan kuno orang Yahudi. Ayub sangat percaya bahwa setelah mati, ia akan “melihat Allah” (Ayub 19:26-27). Nabi-nabi menyatakan bahwa orang-orang akan bangkit dari kematian ketika Mesias datang (lih. Yesaya 26:19; Daniel 12:2). Paulus mengingatkan, “Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan” dan kita “masih hidup dalam dosa [kita]” (1 Korintus 15:13,17). Karena Kristus “telah dibangkitkan dari antara orang mati” (ay. 20), kita dapat bertahan melampaui seluruh kesulitan kita hingga harinya “orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa” (ay. 52). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar