Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah! –1 Yohanes 3:1
Seorang teman mengamati foto-fotonya hasil jepretan saya, lalu menunjuk bagian-bagian tubuh yang dianggapnya tidak sempurna. Saya memintanya untuk melihat lebih dekat lagi. “Aku melihat putri cantik kesayangan Raja segala Raja yang Mahakuasa,” kata saya. “Aku melihat sosok seseorang yang sangat mengasihi Allah dan sesama, yang kebaikan, kemurahan, dan kesetiaannya yang tulus telah memberi dampak dalam hidup begitu banyak orang.” Ketika melihat air mata menggenang di matanya, saya berkata, “Kurasa kamu butuh mahkota!” Sore itu kami memilih mahkota yang sempurna untuk teman saya agar ia tidak pernah melupakan identitas sejatinya.
Ketika kita mengenal Yesus secara pribadi, Allah memahkotai kita dengan kasih dan menyebut kita anak-anak-Nya (1 Yoh. 3:1). Dia memberi kita kekuatan untuk memelihara iman kita sehingga kita “beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya” (2:28). Meski Dia menerima kita apa adanya, kasih-Nya menyucikan dan mengubah kita makin menyerupai Dia (3:2-3). Allah menolong kita menyadari kebutuhan kita akan Dia, dan bertobat saat kita bersukacita karena dimampukan untuk berpaling dari dosa (ay. 7-9). Kita dapat hidup dalam kesetiaan, ketaatan, dan kasih ( ay. 10), sementara kebenaran-Nya tinggal dalam hati kita dan Roh-Nya hadir dalam hidup kita.
Hari itu teman saya sebenarnya tidak membutuhkan mahkota atau perhiasan. Namun, kami berdua butuh diingatkan tentang nilai kami sebagai anak-anak Allah yang terkasih.
Oleh: Xochitl Dixon
Renungkan dan Doakan
Kesalahan dan kegagalan apa di masa lalu yang Anda izinkan menentukan identitas Anda? Bagaimana dengan mengetahui bahwa Anda dikasihi, dipilih, dan dimahkotai sebagai anak Allah, Anda ditolong untuk hidup dalam kebenaran dan kasih?
Allah terkasih, terima kasih telah mengingatkanku, bahwa jati diriku ditentukan oleh milik siapakah aku ini. Aku milik-Mu, hanya milik-Mu.
Amin.... Selamat pagi selamat beraktifitas, tetap
emangat, Gbu.
WAWASAN
1 Yohanes 2:28–3:10 memuat dua tema yang berkaitan: menjadi anak-anak Allah dan bersikap seperti anak-anak-Nya. Di 1 Yohanes 2:29, sang rasul menulis bahwa “setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada [Allah].” Di 1 Yohanes 3:10, gagasan tersebut dituangkan dalam kalimat negatif: “setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah.” Di antara kedua ayat tersebut, Yohanes membangun gagasan tentang perbuatan kita yang selaras dengan identitas kita di dalam Kristus. Yesus menyatakan kebenaran yang sama ketika Dia berkata bahwa “setiap pohon dikenal pada buahnya” (Lukas 6:43-45). –J.R. Hudberg
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar