Kamu telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. –Kolose 3:10
Saat memasuki usia tiga puluh tahun, Bryony sedih karena masih bekerja di bagian penjualan yang tidak ia sukai. Ia merasa sudah waktunya berhenti menunda-nunda, dan mulai mencari karier baru. Sementara itu, di malam Tahun Baru, David memandangi bayangan dirinya di cermin dan berjanji tahun depan ia akan menurunkan berat badan. Lain lagi dengan James—ia menyadari satu bulan lagi berlalu tanpa keberhasilan mengendalikan emosinya yang meledak-ledak. Bulan depan, ia berjanji pada dirinya sendiri akan berusaha lebih keras lagi.
Jika Anda pernah berjanji untuk berubah di awal bulan, tahun baru, atau ulang tahun, Anda tidak sendirian. Para peneliti menyebutnya dengan istilah “efek awal yang baru”. Mereka berkata, pada momen-momen seperti itu kita cenderung menilai kembali hidup kita dan berusaha melepaskan kegagalan di masa lalu untuk memulai dari awal lagi. Kita mendambakan awal yang baru karena ingin menjadi orang yang lebih baik.
Iman kepada Yesus mempunyai jawaban yang kuat atas kerinduan ini, dengan menawarkan gambaran terbaik yang dapat kita miliki atas diri kita (Kol. 3:12-14), dan memanggil kita untuk meninggalkan manusia lama kita (ay. 5-9). Tawaran untuk berubah ini tidak didasarkan pada keputusan dan janji saja, melainkan pada kekuatan ilahi. Ketika percaya kepada Yesus, kita menjadi manusia baru, dan Roh Allah bekerja di dalam kita untuk memperbarui kita seutuhnya (ay. 10; Titus 3:5).
Menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus adalah awal baru yang terbaik. Tidak perlu menunggu tanggal khusus. Hidup baru Anda bisa dimulai sekarang juga.
Oleh: Sheridan Voysey
Renungkan dan Doakan
Pernahkah Anda mengalami “efek awal yang baru” dalam hidup Anda? Apa yang masih menghalangi Anda untuk menerima anugerah hidup yang baru dari Allah sekarang juga?
Ya Tuhan Yesus, kulepaskan semua rencanaku, untuk mengikuti rencana-Mu. Tolong beri aku awal yang baru!
Amin.....
Selamat pagi selamat beraktifitas tetap semangat, Gbu
WAWASAN
Dalam Kolose 2, Paulus menyatakan kita telah “mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia” (ay. 20). Kemudian sang rasul bertanya kepada jemaat ini, “Mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia” (ay. 20). Ia memperhatikan mereka telah jatuh ke agama yang legalistik. Rasul Paulus berkata, “Memang kelihatannya [semua peraturan] itu bijaksana, . . . tetapi semuanya itu tidak berguna untuk mengendalikan nafsu manusia” (ay. 23 BIS).
Dalam pasal 3, Paulus mengalihkan fokus kita kepada Kristus: “Carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada” (ay. 1). Kita harus “[mematikan] dalam diri [kita] segala sesuatu yang duniawi” yaitu kecenderungan kita untuk berbuat dosa (ay. 5,8-9). Ini bisa termasuk hal-hal yang dipandang dunia “religius”. Sebaliknya, kita harus menerima pimpinan Roh Kudus—satu-satunya cara yang sanggup memberikan perubahan yang menetap pada perilaku kita. –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar