• Ketika Kasih Tak Berkesudahan

    Tuhan menjaga semua orang yang mengasihi-Nya. –Mazmur 145:20



    “Setiap kali Kakek mengajak saya ke pantai, ia selalu melepas arloji dan menyimpannya. Suatu hari saya bertanya, ‘Kenapa Kakek melakukan-nya?’” kenang Sandra.


    “Kakek tersenyum dan menjawab, ‘Karena Kakek ingin kamu tahu, betapa berharganya waktu yang Kakek jalani bersamamu. Kakek hanya ingin bersamamu dan membiarkan waktu berlalu.’”


    Sandra menceritakannya pada upacara pemakaman kakeknya. Itulah salah satu kenangan favoritnya dari kebersamaan mereka. Saat merenungkan betapa kita merasa berharga ketika orang lain meluangkan waktu untuk kita, saya pun teringat kata-kata dalam Kitab Suci tentang perhatian Allah yang penuh kasih.


    Allah selalu mempunyai waktu untuk kita. Daud berdoa dalam Mazmur 145, “Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya” (ay. 16-18).


    Kebaikan dan perhatian Allah yang bijaksana menopang hidup kita setiap saat, menyediakan udara bagi kita untuk bernapas dan makanan untuk disantap. Karena sangat mengasihi kita, Sang Pencipta segala sesuatu menata setiap detail keberadaan kita dengan penuh belas kasih.


    Kasih Allah begitu dalam dan tak berkesudahan, sehingga dalam kebaikan dan rahmat-Nya, Dia berkenan membuka jalan bagi kita untuk mengalami kehidupan dan sukacita yang kekal dalam hadirat-Nya. Dia seolah-olah berkata, “Aku sangat mengasihimu, Aku hanya ingin bersamamu selamanya dan membiarkan waktu berlalu.”


    Oleh: James Banks


    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana waktu dan perhatian yang Anda berikan bagi orang lain mencerminkan kasih setia Allah kepada mereka? Bagaimana Anda dapat mengikuti teladan-Nya, dengan menyediakan waktu bagi orang lain hari ini?


    Bapa, terima kasih atas kasih-Mu yang sempurna. Mampukan aku memuji Engkau atas kasih-Mu dan membagikannya dengan sesama hari ini.

    Amin......

    Selamat pagi selamat beraktifitas tetap semangat, Gbu


    WAWASAN

    Mazmur 145 adalah mazmur terakhir Daud dan menjadi pembuka serangkaian himne pujian (Mzm. 146–150) yang sangat tepat sebagai penutup kitab ini. Mazmur ini khususnya memuji Allah atas kemurahan dan kebaikan-Nya kepada umat-Nya. Satu ciri istimewa mazmur ini adalah beragamnya kata yang digunakan untuk “memuji”: “mengagungkan” (ay. 1); “memuliakan” (ay. 2); “memegahkan” dan “memberitakan” (ay. 4); “kunyanyikan” (ay. 5); “diumumkan” dan “kuceritakan” (ay. 6); “dimasyhurkan” dan “bersorak-sorai” (ay. 7). Ayat 8 mengagungkan Allah karena Dia “pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.” Bagi beberapa orang, ungkapan-ungkapan ini tampaknya bertolak belakang dengan sifat murka Allah yang sering muncul di Perjanjian Lama. Namun, Dia selalu adalah Allah yang adil dan penuh belas kasihan! Kita dapat melihat bahwa ungkapan “pengasih dan penyayang” disematkan kepada-Nya di sepanjang Perjanjian Lama (Keluaran 34:6; 2 Tawarikh 30:9; Nehemia 9:17; Mazmur 86:15; 103:8; 111:4; Yoel 2:13; Yunus 4:2). –Alyson Kieda


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB