Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. –Yeremia 18:4
Baca: Yeremia 18:1-6
Pada tahun 1952 di Pantai Miami, pemilik sebuah toko menempelkan peringatan yang berbunyi “Pecah berarti membeli” untuk mencegah orang-orang ceroboh memecahkan barang di tokonya. Sekarang tulisan peringatan sejenis dapat dijumpai di berbagai toko.
Ironisnya, bunyi peringatan di rumah tukang periuk sangat berbeda: “Pecah akan kami ganti menjadi lebih baik.” Itulah yang dinyatakan dalam Yeremia 18.
Yeremia mengunjungi rumah seorang tukang periuk dan melihat si tukang membentuk ulang tanah liat yang “rusak” dengan hati-hati menjadi “bejana lain” (ay. 4). Nabi Yeremia mengingatkan kita bahwa Allah adalah Tukang periuk yang piawai, dan kita tanah liatnya. Dia berdaulat dan sanggup memakai apa yang diciptakan-Nya untuk menghancurkan kejahatan sekaligus menciptakan keindahan di dalam kita.
Allah dapat membentuk kita sekalipun kita rusak atau hancur. Dialah Tukang periuk yang ulung, yang sanggup dan mau menciptakan bejana baru dan berharga dari kepingan diri kita yang hancur. Allah tidak menganggap kehidupan lama, kesalahan, dan dosa masa lalu kita sebagai bahan yang tak dapat dipakai kembali. Dia memungut kepingan-kepingan hidup kita dan membentuknya kembali menurut rancangan yang terbaik di mata-Nya.
Sekalipun hancur, kita tetap dipandang berharga oleh Sang Tukang periuk agung. Dengan tangan-Nya, pecahan dan kepingan hidup kita dapat dibentuk kembali menjadi bejana indah yang dapat dipakai-Nya (ay. 4).
Oleh: Katara Patton
Renungkan dan Doakan
Penghiburan apa yang Anda dapatkan, ketika mengetahui Allah adalah Tukang periuk yang dapat menciptakan sesuatu yang baru dari serpihan hidup Anda? Bagaimana Anda bisa tenang, ketika Tukang periuk itu membentuk Anda menjadi bejana yang indah?
Ya Allah, Engkaulah Tukang periuk agung dan aku tanah liatnya. Bentuklah aku seturut kehendak-Mu. Ingatkan aku bahwa aku ada dalam tangan-Mu yang piawai dan penuh kasih.
Amin....
Selamat pagi selamat beraktifitas tetap semangat, Gbu
WAWASAN
Yeremia memakai analogi tukang periuk dan tanah liat untuk menggambarkan kebebasan Allah dalam menghakimi dan memulihkan umat-Nya. Sekalipun Allah berjanji akan “membangun dan menanam” suatu bangsa (Yeremia 18:9), ini tidak berarti bangsa itu dapat berpuas diri dan menjadi sombong, karena Allah bebas untuk menghakimi dosa yang tidak disesali (ay. 10). Di sisi lain, penghakiman Allah atas Israel tidak berarti kehancuran mereka bersifat permanen. Jika Israel bertobat, Allah, seperti tukang periuk yang membentuk kembali tanah liat, akan dengan bebas membentuk dan membangun kembali Israel (ay. 8).
Metafora tukang periuk dan tanah liat juga menekankan maksud baik Allah bagi ciptaan-Nya. Ketika menemukan cacat pada tanah liat (kurang lembap, menggumpal, atau masalah lain), tukang periuk akan mengolahnya hingga menjadi bentuk yang dapat digunakan. Demikian pula, Allah tidak mencampakkan ciptaan-Nya, melainkan terus membentuknya untuk mencapai tujuan-Nya yang baik. –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar