Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. –Matius 25:40
Baca: Matius 25:31-40
Saya sedang duduk di dermaga, membaca Alkitab sambil menemani suami memancing. Seorang pemuda datang menghampiri kami dan mengusulkan kepada suami saya untuk menggunakan umpan yang berbeda. Ia melirik saya dengan sikap gelisah, lalu berkata, “Saya pernah dipenjara.” Ia menunjuk Alkitab yang sedang saya baca dan menghela napas, “Menurut Anda, apakah Allah benar-benar peduli kepada orang seperti saya?”
Saya membuka Matius 25, lalu dengan suara keras membaca tentang Yesus yang berbicara mengenai para pengikut-Nya mengunjungi mereka yang berada dalam penjara.
“Begitukah katanya? Tentang berada di penjara?” Air matanya merebak saat saya memberi tahu bahwa Allah menganggap kebaikan yang dilakukan terhadap anak-anak-Nya sebagai perbuatan kasih kepada diri-Nya sendiri (ay. 31-40).
“Saya berharap orangtua saya juga mau memaafkan saya.” Ia menunduk, lalu pergi sebentar. Setelah kembali, ia mengulurkan Alkitabnya yang sudah lusuh. “Maukah Anda menunjukkan di mana saya dapat menemukan kata-kata tadi?”
Saya mengangguk. Saya dan suami merangkulnya dan mendoakan pemuda itu serta orangtuanya. Kami bertukar nomor telepon dan terus mendoakannya.
Terkadang kita merasa tidak dikasihi, tidak diterima, tidak dibutuhkan, berkekurangan, bahkan terpenjara, baik secara fisik maupun emosional (ay. 35-36). Pada saat itulah kita membutuhkan pengingat akan belas kasih dan pengampunan Allah. Kita juga akan memperoleh kesempatan untuk mendukung orang lain yang sedang bergumul dengan perasaan-perasaan tersebut. Kita dapat menjadi bagian dari rencana keselamatan Allah ketika kita menebarkan kebenaran dan kasih Allah ke mana pun kita melangkah.
Oleh: Xochitl Dixon
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda dapat mengasihi Allah, dengan menunjukkan kasih kepada sesama? Dengan jalan apa Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada Anda melalui orang lain?
Bapa, terima kasih telah mengasihi, mengampuni, dan memberiku kesempatan untuk membagikan kebenaran-Mu, di saat aku mengasihi-Mu dengan cara mengasihi sesamaku.
AMIN....
SELAMAT PAGI SELAMAT BERAKTIFITAS TETAP SEMANGAT, GBU
WAWASAN
Setiap kitab Injil mempunyai struktur yang khas. Injil Matius memiliki lima bagian pengajaran besar yang digunakan penulisnya untuk membingkai kisah tentang Yesus. Dari bagian-bagian itu, yang pertama dan terakhir adalah bagian terpanjang dan tampak saling berlawanan. Bagian pertama, Khotbah di Bukit (Matius 5–7), menyajikan prinsip dan ideal kehidupan di dalam Kerajaan Allah. Pesan akhir (ps. 23–25), bersama sejumlah nubuatan akhir zaman, berfokus pada apa yang akan terjadi ketika prinsip-prinsip Kerajaan Allah tersebut diabaikan. Hal itu terlihat nyata dalam tantangan Yesus kepada para pemimpin agama Israel yang tidak setia (ps. 23). –Bill Crowder
Mari memberikan dampak yang lebih berarti bagi sesama dan lingkungan
BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar