• Tidak Menaruh Dendam

    Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan. –Imamat 19:18


    Baca: Roma 12:12-21



    Dalam suatu acara promosi tahun 2011, dua mantan atlet Liga Sepak Bola Kanada berumur 73 tahun terlibat dalam perkelahian di atas panggung. Keduanya masih menyimpan dendam yang belum tuntas dari pertandingan yang berakhir kontroversial pada tahun 1963. Setelah salah satu dari mereka menjatuhkan lawannya dari atas panggung, penonton berteriak agar ia menyudahi perkelahian dan segera berdamai.


    Ada banyak contoh orang yang mendendam dalam Alkitab. Kain menaruh dendam terhadap adiknya, Habel, karena Allah mengindahkan korban persembahan Habel tetapi korban persembahannya tidak (Kej. 4:4-5). Dendam ini begitu parah sampai “Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia” (ay. 8). “Esau menaruh dendam kepada Yakub” karena Yakub mencuri berkat kesulungan yang menjadi haknya (27:41). Dendamnya demikian hebat sehingga Yakub ketakutan dan melarikan diri.


    Alkitab tidak hanya memberi contoh orang-orang yang mendendam, tetapi juga mengajarkan cara menyudahi perselisihan—dengan memberi maaf dan mengusahakan perdamaian. Allah memanggil kita untuk mengasihi sesama (Im. 19:18), mendoakan dan mengampuni mereka yang merugikan serta menganiaya kita (Mat. 5:43-47), hidup dalam perdamaian dengan semua orang, menyerahkan pembalasan ke tangan Allah, dan mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (Rm. 12:18-21). Dengan kuasa Allah, kiranya kita dapat menyudahi perselisihan kita hari ini.


    Oleh: Marvin Williams


    Renungkan dan Doakan

    Mengapa penting bagi kita untuk tidak menaruh dendam? Bagaimana Anda akan berusaha memperbaiki hubungan Anda yang retak atau rusak minggu ini?


    Tuhan Yesus, terima kasih karena aku dapat mengampuni sesama, karena Engkau telah mengampuni aku.

    Amin....

    Selamat pagi selamat beraktifitas tetap semangat, Gbu.


    WAWASAN

    Dalam Roma 12, Rasul Paulus mendorong orang percaya untuk mengambil sikap yang berlawanan dengan sifat berdosa kita. Di ayat 14, sang rasul menulis, "Berkatilah siapa yang menganiaya kamu" dan menambahkan "berkatilah dan jangan mengutuk!" Kita tidak boleh membiarkan hasrat meminta pembalasan Allah untuk menghalangi kita dalam memohon Allah memberkati musuh kita. John Calvin menulis tentang ayat ini: “Menurut saya, ini lebih sulit daripada melupakan dendam ketika kita terluka; karena meskipun seseorang menahan diri untuk tidak menyakiti, mereka bisa saja berharap suatu musibah atau kerugian akan menimpa musuh mereka . . . . Namun, lewat firman-Nya, Allah tidak hanya menahan tangan kita dari berbuat jahat, tetapi juga menaklukkan kepahitan dalam diri kita.” –Alyson Kieda


    Memberikan dampak yang lebih berarti bagi sesama dan lingkungan


    BIRO INFOKOM HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Doa Keputusasaan 2025-07-08

Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” –Yohanes 11:23 Baca: Yohanes 11:1-7, 17-25 Pada tahun 2011, Karey Packard dan putrinya se...

Halaman FB