• Iman yang Tak Tergoyahkan

    Hidup manusia tidak tergantung dari kekayaannya. –Lukas 12:15 (BIS)


    Baca: Matius 6:19-24



    Setelah ayahnya meninggal dunia, Kevin pergi ke panti jompo untuk mengambil barang-barang almarhum. Staf panti menyerahkan dua kotak kecil, dan hari itu Kevin sadar, tidak diperlukan banyak harta untuk merasa bahagia.


    Ayahnya, Larry, seorang yang periang dan rajin memberikan senyuman serta kata-kata penyemangat bagi orang lain. Alasan kebahagiaannya adalah sesuatu yang tidak dapat ditaruh di dalam kotak, yaitu iman yang tak tergoyahkan kepada Penebusnya, Yesus Kristus.


    Yesus mendorong kita untuk “[mengumpulkan] . . . harta di sorga” (Mat. 6:20). Maksudnya bukanlah bahwa kita tidak boleh mempunyai rumah, membeli mobil, menabung untuk masa depan, atau memiliki berbagai benda. Namun, Dia mendorong kita untuk menguji fokus hati kita. Apa yang menjadi fokus hati Larry? Hatinya diarahkan untuk mengasihi Allah dengan cara mengasihi sesama. Ia kerap berjalan menyusuri lorong tempatnya tinggal, untuk menyapa dan menyemangati setiap orang yang ia temui. Kalau ada yang menangis, ia akan menemani dengan kata-kata penghiburan, menyediakan telinga untuk mendengarkan, atau menaikkan doa yang tulus. Pikirannya diarahkan untuk menjalani kehidupan demi kemuliaan Allah dan kebaikan sesama.


    Kita mungkin dapat bertanya kepada diri sendiri, bisakah kita berbahagia dengan lebih sedikit benda yang memenuhi perhatian kita dan mengalihkannya dari hal-hal yang lebih penting, yakni mengasihi Allah dan sesama? “Di mana harta [kita] berada, di situ juga hati [kita] berada” (ay. 21). Apa yang kita hargai akan tecermin dalam cara hidup kita.


    Oleh: Anne Cetas


    Renungkan dan Doakan

    Apakah prioritas-prioritas dalam hidup Anda sudah berada pada tempat yang seharusnya? Menurut Anda, perubahan apa yang Allah ingin Anda lakukan?


    Ya Allah, aku mengasihi-Mu, dan kuingin mengasihi-Mu lebih lagi. Tunjukkanlah kepadaku bagaimana aku bisa menjadi semakin serupa dengan-Mu.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.


    WAWASAN

    Dalam Matius 6:19-24, Yesus mengajar murid-murid-Nya menggunakan perbandingan. Dengan membandingkan harta duniawi dengan harta surgawi, Dia menunjukkan bahwa apa yang kita hargai menunjukkan hati kita. “Harta di sorga” (ay. 20) kemungkinan besar merujuk kepada kekayaan rohani. Penafsir Alkitab, Craig Blomberg, berpendapat bahwa ini mengacu kepada “penggunaan harta benda yang didasari sikap belas kasihan demi mencukupi kebutuhan jasmani dan rohani orang lain.”


    Dengan membandingkan mata yang baik dan jahat (ay. 22-23), Yesus bermaksud menyatakan bahwa apa yang menjadi fokus kita, itulah yang akan memenuhi hati kita. Contoh-contoh tersebut berujung pada perbandingan dua tuan—Allah dan Mamon (uang, ay. 24). Kata mengabdi adalah kunci dalam memahami ayat ini. Mengabdi berhubungan dengan istilah doulos, yang merujuk kepada budak dan bukan karyawan biasa. Yesus hendak mengatakan bahwa kesetiaan seorang budak tidak terbagi-bagi. Yesus menyerukan para pengikut-Nya untuk memiliki pengabdian yang tak terbagi-bagi seperti itu—“kebencian” atas apa pun yang mengalihkan kita dari kesetiaan kita kepada-Nya (lihat Matius 10:34-39; 12:30; Lukas 14:26). –J.R. Hudberg


    BIRO INFOKOM HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB