Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian? –Matius 26:54
Baca: Matius 26:47-56
Pelajaran pertama dalam aikido, seni bela diri tradisional Jepang, sungguh tak terduga. Sensei, atau guru kami, berkata bahwa ketika ada ancaman serangan, reaksi pertama kita haruslah “melarikan diri”. “Jika benar-benar tidak bisa melarikan diri, barulah kamu bertarung,” kata beliau dengan serius.
Melarikan diri? Saya tercengang mendengarnya. Mengapa pelatih bela diri yang sangat mumpuni seperti dirinya menganjurkan kami untuk melarikan diri dari pertarungan? Hal ini sepertinya berlawanan dengan intuisi, tetapi beliau menjelaskan bahwa bentuk pertahanan diri terbaik adalah menghindari pertarungan sejak awal. Tentu saja!
Ketika segerombolan orang datang untuk menangkap Yesus, Petrus bereaksi dengan menghunus pedang untuk menyerang salah satu dari mereka (Mat. 26:51; lihat Yoh. 18:10). Namun, Yesus meminta Petrus menyarungkan pedang itu, kata-Nya, “Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?” (Mat. 26:54).
Meski rasa keadilan itu penting, memahami tujuan Allah dan kerajaan-Nya juga sama pentingnya. Itulah kerajaan “paradoks” yang memanggil kita untuk mengasihi musuh dan membalas kejahatan dengan kebaikan (5:44). Ajaran itu memang sangat berlawanan dengan reaksi yang biasanya diberikan dunia, tetapi itulah respons yang Allah ingin kita kembangkan dalam diri kita.
Lukas 22:51 bahkan menggambarkan bagaimana Yesus menjamah dan menyembuhkan telinga orang yang ditebas oleh Petrus. Kiranya kita juga belajar menanggapi situasi-situasi sulit sesuai dengan teladan Yesus, dengan selalu mengusahakan perdamaian dan pemulihan, dalam keyakinan bahwa Allah akan menyediakan apa yang kita butuhkan untuk melakukannya.
Oleh: Leslie Koh
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda bereaksi terhadap suatu situasi sulit baru-baru ini? Cobalah bayangkan dan bandingkanlah respons Yesus, seandainya Dia menghadapi masalah yang sama.
Allah Bapaku, buatlah aku memahami rencana besar dari kerajaan-Mu. Berilah aku hati yang saleh, penuh kasih, dan cinta damai untuk menanggapi beragam situasi, sesuai dengan teladan Anak-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Pengkhianatan dan penangkapan terhadap Yesus dicatat dalam keempat Injil (Matius 26:47-56; Markus 14:43-50; Lukas 22:47-50; Yohanes 18:1-14). Dalam Matius 26, Yesus menyatakan bahwa penangkapan-Nya di taman Getsemani “harus terjadi demikian” (ay. 54) supaya “genap yang ada tertulis dalam” Kitab Suci (ay. 56). Kristus sudah memperingatkan murid-murid-Nya tiga kali tentang pengkhianatan yang akan dialami-Nya dan kematian-Nya di Yerusalem (Matius 16:21; 17:22; 20:18-19), tetapi mereka tidak mengerti apa yang dimaksudkan-Nya (Lukas 18:34). Petrus menyatakan ketidakpercayaannya dengan berkata, “Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau” (Matius 16:22). Mungkin itulah mengapa ia begitu cepat menghunus pedang untuk menentang penangkapan Yesus (Yohanes 18:10). –K.T.Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Biro Infokom HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar