• Ditarik oleh Bencana

    Aku minta tolong kepada-Mu, ya Tuhan. –Yoel 1:19 (BIS)


    Baca: Yoel 1:1-7, 19-20


    Pada tahun 1717, badai dahsyat yang mengamuk berhari-hari menyebabkan banjir bandang di Eropa utara. Ribuan orang kehilangan nyawa di Belanda, Jerman, dan Denmark. Sejarah menyingkapkan suatu respons yang menarik dan umum dilakukan pada masa itu, setidaknya dari satu pemerintah lokal. Otoritas provinsi kota Groningen di Belanda menyerukan diadakannya “hari doa” untuk menanggapi bencana tersebut. Seorang sejarawan melaporkan bahwa masyarakat berkumpul di gereja-gereja untuk “mendengarkan khotbah, menyanyikan mazmur, serta berdoa berjam-jam.”


    Nabi Yoel pernah menggambarkan bencana besar atas penduduk Yehuda yang juga mendesak mereka untuk berdoa. Hama belalang menutupi tanah dan membuat “pohon anggur[nya] menjadi musnah, dan pohon ara[nya] menjadi buntung” (Yl. 1:7). Saat sang nabi dan bangsanya kewalahan ditimpa kehancuran, Yoel berdoa, “Aku minta tolong kepada-Mu, ya Tuhan” (1:19 BIS). Baik secara langsung maupun tidak, penduduk Eropa utara dan bangsa Yehuda sama-sama mengalami bencana sebagai akibat dari dosa dan kebobrokan dunia ini (Kej. 3:17-19, Rm. 8:20-22 ). Namun, mereka juga mengalami bahwa saat-saat sulit seperti itu membawa mereka berseru kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya dalam doa (Yl. 1:19). Allah pun menjawab, “Sekarang juga . . . berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu” (2:12).


    Di hadapan kesulitan dan bencana, baiklah kita berpaling kepada Allah—mungkin dalam kepedihan, mungkin dalam pertobatan. Karena Dia “pengasih” dan “berlimpah kasih setia” (ay. 13), Dia akan menarik kita kepada-Nya untuk menyediakan penghiburan dan pertolongan yang kita butuhkan.


    Oleh: Tom Felten


    Renungkan dan Doakan

    Mengapa sering kali orang berpaling kepada Allah, saat menghadapi bencana? Bagaimana Allah dapat memakai masa-masa sulit untuk menarik kita kembali kepada-Nya?


    Bapa Surgawi, menghadapi kesulitan yang ada, tolonglah aku untuk berseru kepada-Mu dan menemukan pengharapan yang dari-Mu saja.

    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Seharusnya Allah menjadi pusat setiap aspek kehidupan orang Israel. Namun, meski telah menikmati berkat-berkat Allah secara jasmani, bangsa itu melupakan-Nya. Mereka menunjukkan kefasikan mereka dengan meremehkan berkat-berkat-Nya, dan berulang kali memakai hasil panen anggur mereka yang berlimpah untuk hidup bermabuk-mabukan. Jadi Nabi Yoel mengatakan kepada mereka, “Merataplah, hai semua peminum anggur . . . sebab sudah dirampas dari mulutmu anggur itu!” (Yoel 1:5). Pasukan belalang akan datang dan memusnahkan semua pohon anggur (ay. 6-7 BIS). Sesuai dengan karakter-Nya, Allah memakai hukuman itu untuk menegur umat-Nya. Dengan menggunakan konteks wabah belalang tersebut, Yoel menyerukan kepada umat Israel untuk bertobat: “Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu,” ujarnya. “Berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang” (2:13). –Tim Gustafson


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    BIRO INFOKOM HKI/ Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB