Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. –Efesus 4:2
Baca: Efesus 4:2-13
Setelah dua puluh dua tahun hidup bersama, saya terkadang heran bagaimana pernikahan saya dan Merryn dapat berjalan. Saya penulis; Merryn ahli statistik. Saya bekerja dengan kata; ia bekerja dengan angka. Saya menginginkan keindahan; ia menginginkan fungsi. Dunia kami berbeda.
Merryn selalu tiba lebih awal; saya kadang-kadang terlambat. Saya suka mencoba menu baru; ia selalu memesan yang itu-itu saja. Setelah dua puluh menit di galeri seni, saya baru mulai bersemangat, sementara Merryn sudah berada di kafe, bertanya-tanya kapan saya akan selesai. Kami saling memberi banyak kesempatan untuk belajar bersabar!
Namun, kami juga memiliki kesamaan—selera humor yang sama, kesenangan melancong, dan kesamaan iman yang mendorong kami berdoa ketika dihadapkan pada banyak pilihan dan kompromi yang dibutuhkan. Dengan dasar kesamaan ini, perbedaan-perbedaan kami justru mendatangkan kebaikan. Merryn menolong saya bersikap lebih santai, sementara saya membantunya lebih disiplin. Mengelola perbedaan telah membuat kami menjadi lebih baik.
Rasul Paulus menggunakan pernikahan sebagai kiasan untuk gereja (Ef. 5:21-33), dan itu bukan tanpa alasan. Seperti halnya pernikahan, gereja menyatukan orang-orang yang sangat berbeda, dan kita perlu mengembangkan kerendahan hati dan kesabaran serta menunjukkan “kasih [kita] dalam hal saling membantu” (4:2). Selain itu, seperti dalam pernikahan, dasar iman yang sama dan kerelaan melayani satu sama lain akan menolong gereja mengalami kesatuan dan bertumbuh dewasa (ay. 11-13).
Perbedaan dalam sebuah relasi dapat menimbulkan rasa frustrasi. Namun, jika dikelola dengan baik, perbedaan dapat menolong kita untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus.
Oleh: Sheridan Voysey
Renungkan dan Doakan
Bagaimana perbedaan antara Anda dan orang terdekat dapat menolong Anda berdua sama-sama bertumbuh? Bagaimana perbedaan di antara anggota gereja dapat menolong kita mengembangkan kesalehan?
Ya Bapa, pakailah perbedaan yang ada untuk mendewasakan kami.
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Di Efesus 4:2, Rasul Paulus mendorong orang-orang percaya untuk “selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar.” Ia juga berbicara mengenai kelemahlembutan di dalam surat-suratnya yang lain. Ia telah merintis jemaat di Korintus (Kisah Para Rasul 18:1-11), tetapi segera setelah ia pergi, orang-orang percaya menolaknya sebagai rasul sejati. Alih-alih menghukum mereka, ia justru menasihati mereka dengan “kelembutan dan kebaikan hati Kristus” (2 Korintus 10:1 BIS). Dalam suratnya kepada jemaat yang lain, Paulus mendesak dua orang perempuan di antara mereka yang sedang bertikai untuk berdamai dan meminta agar “kebaikan hati [mereka] diketahui semua orang” (Filipi 4:5). Kitab Suci memerintahkan kita untuk bersikap baik, murah hati, saling menghormati, dan lemah lembut terhadap semua orang. –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
BIRO INFOKOM HKI/ Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar