• Kerendahan Hati adalah Kebenaran

    Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu. –Yakobus 4:10


    Baca: Yakobus 4:1-11


    Teresa dari Avila, seorang biarawati abad ke-16, pernah merenungkan mengapa Allah sangat menghargai kerendahan hati. Ia pun menyadari alasannya: “Itu karena Allah adalah Kebenaran tertinggi, dan kerendahan hati adalah kebenaran itu. . . . Tak satu pun hal baik dalam diri kita terbit dari diri kita sendiri. Sebaliknya, hal baik itu berasal dari mata air kasih karunia, dekat dengan jiwa, bagaikan pohon yang ditanam di tepi sungai, dan dari Matahari yang menghidupkan pekerjaan kita.” Teresa menyimpulkan bahwa melalui doa kita mengikatkan diri kita pada kenyataan itu, karena “seluruh dasar dari doa adalah kerendahan hati. Semakin kita merendahkan diri dalam doa, semakin tinggi Allah akan mengangkat kita.”


    Ucapan Teresa tentang kerendahan hati mengumandangkan isi Kitab Suci dalam Yakobus 4. Di sana, Yakobus memperingatkan kita tentang sifat kesombongan dan ambisi egois yang merusak diri sendiri, dan ini berkebalikan dengan kehidupan yang bergantung sepenuhnya pada kasih karunia Allah (ay. 1-6). Ia menekankan bahwa satu-satunya cara meninggalkan kehidupan yang penuh keserakahan, keputusasaan, dan konflik yang terus-menerus adalah dengan bertobat dari kesombongan kita dan meminta kasih karunia Allah sebagai gantinya. Dengan kata lain, “Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan,” maka pastilah “Ia akan meninggikan kamu” (ay. 10).


    Hanya dengan berakar di dalam mata air kasih karunia, kita dapat menerima “hikmat yang dari atas” (3:17). Hanya di dalam Dia, kita akan ditopang oleh kebenaran.


    Oleh: Monica La Rose


    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana kesombongan bisa menghalangi kita untuk berdoa dengan benar dan menjauhkan kita dari kasih karunia Allah? Pernahkah Anda mengalami kerendahan hati yang memerdekakan, saat berdoa?


    Allah Mahakasih, terima kasih atas karunia hidup bersama-Mu. Terima kasih, karena aku bisa menjadi apa adanya di hadapan-Mu. Terima kasih, karena di dalam Engkau, kutemukan semua yang kubutuhkan, bahkan lebih banyak lagi.

    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu ...


    WAWASAN

    Yakobus menyebutkan dua sikap hati berdosa yang merusak kedamaian dan keharmonisan dalam jemaat: hawa nafsu (4:1-3) dan kecongkakan (ay. 5-10). Hawa nafsu atau keserakahan dikecam dalam perintah Allah yang kedelapan dan kesepuluh (Keluaran 20:15,17). Yesus memperingatkan kita, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan" (Lukas 12:15). Ketamakan adalah penyembahan berhala (Efesus 5:5; Kolose 3:5), karena pada dasarnya, sikap itu adalah penyembahan atas diri sendiri. Apa yang menyulut penyembahan diri itu adalah kecongkakan. Salomo berkata, “Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran” (Amsal 13:10). Allah dengan tegas menghukum orang-orang yang berlaku congkak dengan merendahkan mereka (Amsal 6:16-17; Daniel 4:37; Yakobus 4:6; 1 Petrus 5:5). –K.T. Sim


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    BIRO INFOKOM HKI/ Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB