Naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah. –Wahyu 8:4
Baca: Wahyu 8:1-6
Dr. Gary Greenberg adalah ahli dalam bidang penelitian pasir, yang disebut arenology. Beliau melakukannya dengan memotret pasir dari pantai-pantai di seluruh dunia. Ketika tampilan foto-foto itu dibesarkan, kita sering dapat melihat warna-warna cerah tak terduga yang dihasilkan oleh berbagai unsur mineral, cangkang, dan serpihan karang yang terkandung dalam pasir tersebut.
Greenberg menemukan ada banyak hal di balik pasir, lebih daripada yang dapat dilihat mata. Analisis mikroskop terhadap kandungan mineral pasir mengungkapkan banyak hal tentang erosi, arus pantai, dan potensi dampaknya terhadap garis pantai. Luar biasa, sejumput pasir saja dapat memberikan informasi yang sangat berharga!
Sebuah doa, seperti sebutir pasir, mempunyai pengaruh yang besar. Kitab Suci menunjukkan peranan doa yang penuh kuasa dalam kedatangan Kerajaan Allah. Dalam Wahyu 8, Yohanes melihat seorang malaikat berdiri dekat mezbah di hadapan takhta Allah dengan memegang pedupaan emas berisi “doa semua orang kudus.” “Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi” (ay. 3,5).
Segera setelah malaikat melempar pedupaan berisi api dan doa itu, tujuh malaikat yang memegang tujuh sangkakala “bersiap-siap untuk meniup[-nya]” (ay. 6), tanda tibanya hari-hari terakhir bumi dan kedatangan Kristus kembali.
Mungkin adakalanya kita merasa doa-doa kita tidak terlalu berarti, tetapi Allah tidak pernah melewatkan satu pun doa kita. Dia bahkan sangat menghargainya, hingga doa kita mempunyai peranan dalam penggenapan Kerajaan-Nya. Bersama-Nya, doa yang tampak sepele bagi kita ternyata sanggup mengguncangkan bumi!
Oleh: James Banks
Renungkan dan Doakan
Menurut Anda, mengapa Yesus ingin kita berdoa untuk kedatangan Kerajaan Allah (Matius 6:10)? Bagaimana Anda dapat tetap bertekun dalam doa hari ini?
Bapa Surgawi, tolonglah aku untuk tekun berdoa hari ini.
Amin.......
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Ketika diasingkan di Pulau Patmos, Rasul Yohanes menuliskan penglihatannya mengenai rencana Allah di masa depan, yang disebutnya “wahyu [apokalypsis ] Yesus Kristus” (Wahyu 1:1-4). Sebagai tulisan apokaliptik, Kitab Wahyu menggunakan bahasa simbolis, kiasan, dan metafora untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa akhir zaman yang akan didatangkan Allah. Yohanes menulis tentang penghakiman besar dari Allah atas bumi dalam rupa tujuh gulungan kitab yang dimeterai (pasal 6), sangkakala (pasal 8), dan cawan (pasal 16). Pada jeda antara penghakiman gulungan bermeterai dan bunyi sangkakala, ia menulis tentang “kemenyan” yang dipersembahkan kepada Allah (8:3). Di dalam Alkitab, kemenyan melambangkan “doa semua orang kudus” (8:3; lihat 5:8; Mazmur 141:2; Lukas 1:10). Kita tidak diberi tahu apa isi doa-doa itu, tetapi sebelumnya, para martir Kristen berdoa meminta keadilan dan pembenaran dari Allah (Wahyu 6:9-11). Yohanes memberitahukan kepada kita “naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu . . . ke hadapan Allah” (8:4). Para ahli Alkitab mengatakan bahwa doa-doa itu dijawab dalam Wahyu 15:7-8; 16:5-6; dan 19:2. –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
BIRO INFOKOM HKI/ Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar