• Meneruskan Kebenaran

    Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu jalan dan perintah Allah. –Ulangan 4:9


    Baca: Ulangan 4:9-14


    Karena tidak mampu bertemu langsung para cucu dengan risiko terinfeksi, banyak kakek-nenek mencari cara baru agar tetap terhubung selama pandemi COVID-19. Survei terbaru menunjukkan banyak kakek-nenek mulai belajar mengirimkan pesan teks dan membuka akun media sosial untuk menjaga relasi yang berharga dengan cucu-cucu mereka. Sebagian bahkan beribadah bersama keluarga besar melalui panggilan video.


    Salah satu cara terindah yang dapat dilakukan orangtua dan kakek-nenek untuk mempengaruhi anak-cucu mereka adalah dengan meneruskan kebenaran Alkitab. Dalam Ulangan 4, Musa memerintahkan umat Allah agar tidak “melupakan hal-hal yang dilihat oleh” mereka tentang Allah, dan supaya “jangan semuanya itu hilang dari ingatan [mereka]” (ay. 9). Musa melanjutkan dengan berkata bahwa meneruskan hal-hal itu kepada generasi-generasi mendatang akan memampukan mereka belajar “takut kepada” Allah (ay. 10) dan hidup seturut dengan kebenaran-Nya di tanah yang diberikan-Nya kepada mereka.


    Hubungan dengan keluarga dan sahabat yang diberikan Allah kepada kita memang dimaksudkan untuk kita nikmati. Menurut rancangan Allah, relasi-relasi itu juga dimaksudkan sebagai saluran untuk membagikan hikmat-Nya dari satu generasi ke generasi berikutnya, “mendidik [mereka] dalam kebenaran,” dan memperlengkapi mereka “untuk setiap perbuatan baik” (2 Tim. 3:16-17). Ketika kita membagikan kebenaran dan karya Allah dalam hidup kita kepada generasi mendatang—baik melalui pesan teks, panggilan telepon, video, atau percakapan tatap muka—kita memperlengkapi mereka untuk menyaksikan dan menikmati karya-Nya dalam hidup mereka sendiri.


    Oleh: Kirsten Holmberg


    Renungkan dan Doakan

    Siapa yang pernah “meneruskan” kebenaran Allah kepada Anda? Kepada siapa Anda dapat membagikan kebenaran-Nya—melalui pesan singkat, tulisan tangan, atau percakapan tatap muka?


    Terima kasih, ya Allah, atas warisan iman yang telah Engkau teruskan kepadaku. Mampukanlah aku membagikan warisan tersebut kepada orang lain dengan penuh kasih.

    Amin......

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Ucapan Musa dalam Ulangan 4 menyatakan dua aspek bertautan tentang keadaan manusia. Pertama, kita mudah sekali melupakan peristiwa-peristiwa dan perkataan-perkataan penting (ay. 9a). Kedua, untuk menghindari hal itu, kita perlu secara sengaja tetap mengingat hal-hal penting (ay. 9b). Kita dapat melihat bahwa seruan untuk sengaja mengingat perbuatan-perbuatan Allah itu mengantisipasi siklus penyimpangan rohani yang terjadi turun-temurun dalam Kitab Hakim-Hakim.


    Di sini, dalam Kitab Ulangan, umat Israel didorong untuk meneruskan ingatan akan perbuatan-perbuatan Allah “kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu” (ay. 9-10). Dalam Kitab Hakim-Hakim, kita (berulang kali) membaca kegagalan mereka untuk melakukannya dan akibat-akibat yang mereka derita (lihat 3:10-12). Di dalam setiap “siklus” Kitab Hakim-Hakim, ketidakpatuhan umat Israel sudah terjadi pada generasi pertama atau kedua sesudah Allah melepaskan mereka, dan ini menunjukkan kelalaian mereka untuk meneruskan ingatan akan perbuatan Allah kepada anak-anak mereka. –J.R. Hudberg


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread / BIRO INFOKOM HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB