• Haleluya!

    Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. –Wahyu 11:15


    Baca: Wahyu 11:15-18


    Sungguh menakjubkan, Handel hanya butuh dua puluh empat hari untuk menuliskan komposisi musik orkestra untuk oratorio Messiah, yang hingga sekarang merupakan komposisi musik paling terkenal di dunia, dan yang dipertunjukkan ribuan kali setiap tahunnya di seluruh dunia. Mahakarya ini mencapai puncaknya sekitar dua jam setelah dimulai, saat masuk ke bagian yang paling terkenal dari oratorio tersebut, “Hallelujah Chorus” (kor Haleluya).


    Saat trompet dan timpani berbunyi menandakan awal kor, suara-suara berpadu dan saling bersahutan menyanyikan lirik yang terambil dari Wahyu 11:15: “Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” Inilah deklarasi penuh kemenangan tentang pengharapan akan hidup kekal di surga bersama Yesus.


    Banyak bagian lirik Messiah diambil dari Kitab Wahyu, yang ditulis Rasul Yohanes berdasarkan penglihatan yang diperolehnya menjelang akhir hidupnya, dengan menggambarkan kejadian-kejadian yang berpuncak pada kedatangan Kristus kembali. Dalam Wahyu, Yohanes berulang kali mengangkat tema tentang kedatangan kembali Yesus yang telah bangkit ke dalam dunia. Akan ada sukacita besar diiringi suara nyaring dari sekumpulan besar orang (19:1-8). Dunia akan bergemar karena Yesus telah mengalahkan kuasa kegelapan dan mendirikan kerajaan yang penuh damai sejahtera.


    Suatu hari nanti, semua orang di surga akan bernyanyi dengan suara nyaring, mengumandangkan keagungan Yesus dan berkat dari pemerintahan-Nya yang abadi (7:9). Sebelum itu tiba, marilah kita hidup, bekerja, berdoa, dan menanti dengan penuh harap.


    Oleh: Lisa M. Samra


    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana kedatangan Yesus kembali untuk memerintah di bumi dapat memberi Anda pengharapan untuk saat ini? Kidung pujian apa yang mengingatkan Anda pada keagungan Yesus?


    Datanglah segera, Tuhan Yesus, dan tegakkanlah kerajaan-Mu di muka bumi ini.


    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...


    WAWASAN

    Ketika Rasul Yohanes berada dalam pengasingan di Patmos, Allah menunjukkan kepadanya melalui suatu penglihatan, rencana akhir zaman-Nya bagi dunia, khususnya murka-Nya yang adil tercurah atas seluruh ciptaan dalam tiga siklus penghakiman, yaitu ketujuh gulungan kitab bermeterai (pasal 6,8), ketujuh sangkakala (pasal 8–9,11), dan ketujuh cawan (pasal 16). Di dalam ilmu tentang angka-angka (numerologi) bangsa Ibrani, angka tujuh menyatakan totalitas, ketuntasan, dan kesempurnaan. Angka tujuh dipakai lebih dari lima puluh kali di dalam kitab Wahyu (lihat 1:4,12; 5:1, 6; 8:2; 15:7). Sangkakala penghakiman, dalam siklus kedua dari penghakiman ilahi (pasal 8–9,11), mencapai puncaknya dalam pujian yang berkumandang di surga ketika sangkakala ketujuh ditiup (11:15-18). Dalam Alkitab, sangkakala (disebut juga serunai atau nafiri) ditiup untuk memanggil umat Allah beribadah atau berperang (Imamat 23:24; Bilangan 10:5-10; Yosua 6:16; Hakim-Hakim 3:27). Dalam bagian-bagian lain, Paulus mengatakan bahwa kebangkitan orang mati akan didahului oleh bunyi nafiri/sangkakala (1 Korintus 15:52; 1 Tesalonika 4:16). –K.T. Sim


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB