Ia . . . menarik aku dari banjir. –Mazmur 18:17
Baca: Mazmur 18:2-4, 17-20
Pada bulan Agustus 2021, besar curah hujan di Waverly, Tennessee, tiga kali lipat dari yang diberikan ramalan cuaca. Dua puluh orang kehilangan nyawa dan ratusan rumah hancur dihantam badai. Jika bukan berkat keterampilan dan kemurahan hati pilot helikopter Joel Boyers, jumlah korban tewas mungkin akan jauh lebih besar.
Begitu mendapat panggilan telepon dari seorang wanita yang mengkhawatirkan orang-orang yang dikasihinya, sang pilot pun berangkat. Selain menyaksikan rumah-rumah terbakar dan mobil-mobil tersangkut di pohon, Boyes berkata, “Di bawah sana hanya tampak air berlumpur yang berarus deras.” Namun, pilot pemberani itu tetap melanjutkan upayanya menyelamatkan dua belas orang dari atap rumah mereka.
Sering kali dalam kehidupan ini, bencana banjir yang kita hadapi tidaklah harfiah—meski begitu, tetap saja itu terasa nyata! Dalam hari-hari yang serba tidak menentu dan selalu berubah, kita dapat merasa kewalahan dan tidak aman—“tenggelam” secara mental, emosional, maupun spiritual. Namun, kita tidak perlu berputus asa.
Dalam Mazmur 18, kita membaca betapa kuat dan banyaknya musuh Daud, tetapi ia memiliki Allah yang jauh lebih hebat. Seberapa hebat? Begitu hebat dan kuatnya (ay. 2) sehingga Daud menggunakan beberapa metafora untuk menggambarkan-Nya (ay. 3). Begitu kuat sehingga mampu menyelamatkan kita dari banjir dan musuh yang gagah (ay. 17-18). Seberapa hebat? Begitu hebatnya hingga kita dapat berseru kepada-Nya dalam nama Yesus, seberapapun besar dan dahsyatnya “banjir” yang mengepung kehidupan kita (ay. 4).
Oleh: Arthur Jackson
Renungkan dan Doakan
“Banjir” besar apa yang sedang Anda hadapi, yang mendesak Anda berseru kepada Allah? Apa yang sempat menghalangi Anda berseru kepada-Nya?
Ya Allah yang kuat, menjaga, dan menyelamatkan, berilah aku iman untuk memandang-Mu dan berpegang teguh pada-Mu dalam badai di tengah kesulitanku, ketika “banjir” besar tengah melanda hidupku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Kita mengetahui waktu penulisan Mazmur 18 karena diawali dengan keterangan: “Dari hamba TUHAN, yakni Daud . . ., pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari tangan Saul.” C.H. Spurgeon memandang mazmur itu sebagai kilas balik Daud atas hidupnya (agaknya karena Mazmur 18 dan nyanyian dalam 2 Samuel 22 nyaris sama). Namun, nyanyian itu juga melihat kepada masa depan, dengan mengacu kepada kedatangan Mesias. Kita melihatnya di ayat 3, ketika Daud menyebut Allah sebagai “bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku.” Beberapa perikop Perjanjian Baru menyatakan bahwa bukit batu itu adalah Kristus (Roma 9:33; 1 Petrus 2:6-8). Lalu, dalam Mazmur 18:50, Daud berkata, “Aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu di antara bangsa-bangsa,” yang mengisyaratkan waktunya, ketika Tuhan Yesus akan membangun jemaat-Nya, bukan saja dari umat Israel, tetapi dari semua bangsa (Efesus 3:4-6). –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar