Karena kamu tidak percaya kepada-Ku . . . kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan. –Bilangan 20:12
Baca: Bilangan 20:1-12
Sewaktu remaja, saya pernah mengendarai mobil terlalu cepat. Saat itu saya mencoba membuntuti teman saya sepulang latihan basket. Hujan sangat deras, dan saya kesulitan mengejar mobilnya. Tiba-tiba saat wiper mobil menyeka air dari permukaan kaca, tampaklah mobil teman saya berhenti tepat di depan! Saya menginjak rem kuat-kuat, tetapi mobil saya tergelincir, lalu menabrak pohon besar. Mobil saya hancur dan saya terbangun dari koma di bangsal rumah sakit setempat. Berkat pertolongan Tuhan, saya selamat, tetapi kecerobohan saya harus dibayar mahal.
Musa pernah membuat keputusan ceroboh yang harus dibayar mahal. Pilihannya yang buruk juga melibatkan air, meski jumlahnya tidak sebanyak dalam kasus saya. Ketika itu umat Israel tidak mendapat air di padang gurun Zin, dan “berkumpullah mereka mengerumuni Musa” (Bil. 20:2). Allah berfirman kepada sang pemimpin yang kelelahan itu agar berkata kepada bukit batu “supaya diberi airnya” (ay. 8). Namun, Musa malah “memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali” (ay. 11). Allah pun berkata, “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku . . . kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka” (ay. 12).
Ketika membuat keputusan ceroboh, kita harus membayar konsekuensinya. “Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah” (Ams. 19:2). Kiranya kita sungguh-sungguh berdoa untuk mencari hikmat dan tuntunan Allah dalam setiap pilihan dan keputusan yang kita buat pada hari ini.
Oleh: Tom Felten
Renungkan dan Doakan
Keputusan apa saja yang Anda sesali, karena diambil dengan tergesa-gesa? Mengapa penting untuk menahan diri dan berdoa sungguh-sungguh untuk mencari hikmat Allah sebelum bertindak?
Tuhan Yesus, tolonglah aku mengikuti perintah-Mu yang bijaksana, seturut dengan pimpinan Roh-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Terkadang orang mempertanyakan mengapa Musa dihukum begitu keras, karena kita dapat memahami rasa frustrasinya atas umat Israel yang selama berpuluh-puluh tahun sering memberontak (Bilangan 20:10-20). Salah satu penafsiran menyatakan bahwa kata-kata Musa (“apakah kami harus mengeluarkan air bagimu,” ay. 10) tampaknya mengarahkan keberhasilan mukjizat itu kepada dirinya sendiri, kurang lebih seperti para ahli sihir dari agama kafir yang mengaku mempunyai kuasa seperti dewa yang mereka sembah. Penafsiran lain menyatakan bahwa pertanyaan Musa itu bersifat retorik, yang menyiratkan ia tidak percaya bahwa Allah sanggup atau mau mengeluarkan air dari bukit batu. Namun, apa yang kita ketahui adalah Allah menyebut Musa “tidak percaya kepada-[Nya] dan tidak menghormati kekudusan-[Nya] di depan mata orang Israel” (ay. 12). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar