Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! –Yohanes 7:37
Baca: Yohanes 7:37-39
Sesampainya di rumah saya, bunga-bunga potong yang dikirim dari Ekuador itu sudah terkulai dan layu. Pada petunjuknya tertulis, bunga-bunga itu akan menjadi segar kembali jika dimasukkan ke dalam vas berisi air segar. Namun, batang-batang bunganya harus dipangkas terlebih dahulu agar dapat menyerap air dengan lebih mudah. Namun, apakah bunga-bunga itu dapat bertahan?
Saya menemukan jawabannya keesokan harinya. Buket bunga dari Ekuador itu mekar kembali dengan indahnya, menampilkan berbagai jenis bunga yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Air segar telah mengubah segalanya—mengingatkan kita pada ucapan Yesus tentang air dan artinya bagi orang percaya.
Ketika Yesus meminta air minum kepada seorang perempuan Samaria—menyiratkan bahwa Yesus bersedia meminum air yang diambilnya dari sumur—Dia pun mengubah hidup perempuan itu. Sang wanita sempat terkejut mendengar permintaan Yesus. Orang Yahudi memandang rendah orang Samaria. Namun, Yesus berkata, “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup” (Yoh. 4:10). Selanjutnya, di Bait Allah, Yesus berseru, “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!” (7:37). Dalam diri mereka yang percaya kepada-Nya, “akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya” ( ay. 38-39).
Saat hidup terasa berat, Roh Allah yang menyegarkan akan membangkitkan kita hari ini. Dialah Air Hidup, yang berdiam di dalam jiwa kita dengan kesegaran ilahi. Marilah kita minum sepuasnya hari ini.
Oleh: Patricia Raybon
Renungkan dan Doakan
Area mana saja dalam hidup Anda yang gersang dan kering? Apa yang mungkin menghalangi Anda meminta Yesus untuk memberikan air hidup-Nya?
Allah yang penuh kasih, saat hidup membawaku melewati jalan yang sulit dan kering, terima kasih atas karunia Roh-Mu, Air Hidup, yang mengalir dalam diri setiap orang percaya.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Dalam Hukum Musa, Allah memerintahkan setiap laki-laki Yahudi yang sudah dewasa untuk datang ke Bait Allah di Yerusalem untuk memperingati tiga hari raya atau perjamuan tahunan (lihat Keluaran 23:14-17; Ulangan 16:1-17), yaitu Hari Raya Roti Tidak Beragi (Paskah [Pesach]), Perayaan Penuaian (atau Hari Raya Tujuh Minggu [Shavuot] atau Pentakosta), dan Hari Raya Pengumpulan Hasil (atau Tabernakel [Sukkoth ] atau Pondok Daun). Dalam Yohanes 7, Yesus pergi ke Bait Allah untuk merayakan Hari Raya Pondok Daun (ay. 2,37). Orang Yahudi merayakannya selama seminggu penuh untuk mengenang pemeliharaan Allah selama empat puluh tahun pengembaraan mereka di padang gurun (Imamat 23:33-44). Penyalaan menorah (pelita bercabang tujuh) raksasa di halaman Bait Allah mengingatkan mereka akan tiang api yang telah menuntun mereka (Keluaran 13:21-22), dan ritual penuangan air mengingatkan mereka akan air dari bukit batu yang telah memuaskan dahaga mereka (17:6; Bilangan 20:8-11). Dengan latar belakang itu, Yesus menawarkan “aliran-aliran air hidup” (Yohanes 7:38) dan menyatakan, “Akulah terang dunia” (8:12). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar