Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. –Matius 16:18
Baca: Matius 16:13-20
Pada tahun 1889, dimulailah proyek pembangunan sebuah rumah pribadi yang paling ambisius di Amerika Serikat. Sebuah pabrik batu bata yang dibangun di lokasinya memproduksi sekitar 32.000 buah batu bata setiap hari hingga “rumah musim panas” milik George Vanderbilt II rampung enam tahun kemudian. Sampai sekarang, rumah di Asheville, Carolina Utara yang dinamai Biltmore Estate tersebut masih merupakan kediaman pribadi terbesar di Amerika, dengan 250 ruangan (termasuk 35 kamar tidur dan 43 kamar mandi) dan luas lantai sekitar 16.226 meter persegi.
Meski ambisius, proyek tersebut tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan maksud “pembangunan” yang Yesus nyatakan kepada murid-murid-Nya dalam Matius 16. Setelah Petrus menegaskan bahwa Yesus “adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (ay. 16), Yesus berucap, “Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” (ay. 18). Meski para teolog berdebat mengenai identitas “batu karang” yang Yesus sebutkan, maksud Yesus di sini sangat jelas. Dia akan membangun gereja-Nya hingga ke ujung bumi (Mat. 28:19-20), termasuk orang-orang dari segala kaum dan bangsa di seluruh bumi ( Why. 5:9).
Biaya pembangunan proyek ini? Darah Yesus sendiri yang tercurah di kayu salib (Kis. 20:28). Sebagai anggota dari “bangunan” Kristus (Ef. 2:21), yang telah ditebus dengan harga sangat mahal, marilah kita mengingat pengorbanan kasih-Nya dan ikut bersama-Nya mengerjakan amanat agung.
Oleh: Bill Crowder
Renungkan dan Doakan
Bagaimana gereja sepatutnya mencerminkan Kristus? Apa saja yang dapat menghalangi Anda hingga tidak dapat mencerminkan Yesus secara akurat?
Ya Anak Domba Allah, terima kasih atas pengorbanan-Mu. Mampukanlah aku untuk memuji-Mu dalam hatiku dan juga bersama saudara-saudari seimanku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam Matius 16:13-20 terjadi di Kaisarea Filipi, suatu kota dari era Yunani-Romawi yang terletak di bagian utara Israel, dekat Gunung Hermon dan Sungai Yordan. Di sanalah Petrus berkata kepada Yesus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (ay. 16), dan Yesus berkata kepada Petrus, “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku” (ay. 18). Meski keindahan alam di daerah tersebut menjadi tempat yang baik bagi Yesus dan kedua belas murid-Nya untuk menyendiri, daerah itu lebih dikenal karena alasan yang kurang baik. Dalam sejarahnya, kota itu menerima pengaruh kuat dari kegiatan pemberhalaan yang dilakukan orang-orang Asyur, Yunani, dan Romawi. Daerah itu terkenal karena peribadahan yang amoral dan sesat. Di kota dengan latar belakang yang kelam itulah Yesus menegaskan identitas diri-Nya sebagai Mesias, Pribadi yang ditetapkan Allah untuk melaksanakan tujuan-tujuan Allah dan untuk mendirikan jemaat-Nya sebagai suatu kekuatan yang tak terbendung di dalam dunia yang penuh dengan permusuhan dan tantangan. –Arthur Jackson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar