Sebab Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut. –Yesaya 25:4
Baca: Yesaya 25:1-9
Saya dan istri pernah menginap di sebuah hotel tua yang indah di tepi pantai. Penginapan ini memiliki jendela besar berpanel dan dinding batu yang tebal. Suatu sore, badai mengamuk, membuat laut bergolak dan menghantam jendela hotel bagai gedoran penuh amarah. Namun, kami merasa aman. Dinding hotel dan fondasinya sangat kuat! Selama badai berlangsung, kamar kami menjadi tempat perlindungan.
Perlindungan atau tempat pengungsian adalah tema penting dalam Kitab Suci, dimulai dari Allah sendiri. “Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah,” Yesaya menulis tentang Allah, “tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut” (Yes. 25:4). Tempat pengungsian juga merupakan ciri keberadaan umat Allah, baik dalam bentuk kota-kota perlindungan yang harus mereka sediakan (Bil. 35:6) atau kasih yang patut mereka tunjukkan kepada “orang asing” yang membutuhkan (Ul. 10:19 ). Prinsip-prinsip yang sama juga dapat memandu kita saat ini ketika krisis kemanusiaan melanda dunia. Pada masa-masa seperti ini, kita berdoa kiranya Allah, Sang sumber perlindungan, dapat memakai kita, umat-Nya, untuk memberi rasa aman bagi mereka yang membutuhkan.
Keesokan paginya, badai yang menerjang hotel kami sudah mereda. Laut kembali tenang dan burung-burung camar menikmati hangatnya sinar mentari. Inilah gambaran yang terus saya pegang saat memikirkan saudara-saudari kita yang menghadapi bencana alam atau ditekan oleh penguasa yang “gagah sombong” (Yes. 25:4): Allah, Sang sumber perlindungan, akan memampukan kita menolong orang lain untuk menemukan rasa aman di masa sekarang dan pengharapan yang cerah di masa mendatang.
Oleh: Sheridan Voysey
Renungkan dan Doakan
Pernahkah Anda “berlindung” di dalam Allah atau menemukan perlindungan melalui umat-Nya? Bagaimana Anda dapat berperan dalam menolong mereka yang menghadapi masalah saat ini?
Ya Allah sumber perlindunganku, mampukan aku menolong mereka yang membutuhkan perlindungan dan pengharapan.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
“Bangsa yang kuat” dan “bangsa-bangsa yang gagah” di Yesaya 25:3 kemungkinan mengacu kepada bangsa Asyur yang dipimpin oleh Sanherib, tokoh antagonis yang selalu membayang-bayangi dalam masa pelayanan Yesaya (lihat pasal 36–37). Bagi penduduk Yerusalem yang merasa gentar di balik tembok kota yang didirikan oleh Raja Daud yang perkasa dahulu kala, pernyataan Yesaya dalam perikop hari ini menyuarakan pengharapan besar. Kekejaman Asyur mungkin saja menghantam seperti “angin ribut di musim dingin” (25:4), tetapi Allah sendiri akan menjadi tempat perlindungan bagi mereka. Dia akan membungkam para penindas mereka. Lalu, seperti Daud, nenek moyang mereka, dalam Mazmur 23, mereka akan menikmati perjamuan di depan mata lawan mereka. –Jed Ostoich
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar