Di mata-Mu, seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu. –Mazmur 90:4
Baca: Mazmur 90:1-14
Pada tahun 1990, para peneliti Prancis menghadapi sebuah masalah komputer: terdapat kesalahan data dalam memproses usia Jeanne Calment. Jeanne berumur 115 tahun, dan usia tersebut berada di luar parameter program perangkat lunak yang digunakan. Para pemrogram mengira tidak ada yang dapat hidup selama itu! Jeanne bahkan hidup hingga usia 122 tahun.
Pemazmur menulis, “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun” (Mzm. 90:10). Ini adalah kiasan untuk mengatakan bahwa berapa pun usia kita, bahkan kalaupun mencapai usia seperti Jeanne Calment, kehidupan kita di bumi ini sungguh terbatas. Hidup kita ada dalam kedaulatan tangan Allah yang penuh kasih (ay. 5). Namun, di alam rohani, kita diingatkan tentang apa itu sebenarnya “waktu Allah”: “Bagi-Mu seribu tahun seperti satu hari, hari kemarin yang sudah lewat” (ay. 4 BIS).
Dalam pribadi Yesus Kristus “masa hidup” telah diberi arti yang sama sekali baru: “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:36). Kata “beroleh” di sini berlaku kapan saja: masa kini, dalam hidup kita sekarang yang sarat kesulitan dan air mata, masa depan kita diberkati, dan masa hidup kita tidak terbatas.
Karena itu kita bersukacita, dan bersama pemazmur berdoa, “Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami” (Mzm. 90:14).
Oleh: Kenneth Petersen
Renungkan dan Doakan
Kekhawatiran apa yang Anda miliki mengenai hidup Anda dan keterbatasannya? Bagaimana Anda terhibur dengan kehadiran Yesus dalam masa hidup ini?
Allah yang penuh kasih, terkadang hidup ini memang sulit, akan tetapi, meski demikian, aku bersorak-sorai memuji kasih pemeliharaan-Mu. Puaskanlah aku hari ini dengan kasih-Mu yang tak berkesudahan.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Berdasarkan superskripsi pada Mazmur 90, Musa adalah penulisnya, sehingga ini merupakan mazmur tertua yang penulisnya dapat kita ketahui. Dapat dikatakan Musa adalah penulis Perjanjian Lama yang paling produktif karena selain menulis mazmur ini, ia juga dianggap menulis lima kitab pertama Alkitab—yaitu Pentateukh atau Taurat. Beberapa ahli Alkitab percaya bahwa yang menjadi latar belakang penulisan mazmur ini kemungkinan adalah kegagalan bangsa Israel di Kadesh-Barnea (Bilangan 13–14), ketika mereka menolak memasuki tanah perjanjian, meskipun Yosua dan Kaleb menyampaikan berita baik tentang tanah air baru yang dijanjikan Allah kepada mereka. Akibat dari penolakan ini, mereka harus mengembara di padang gurun selama empat puluh tahun. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar