• Seperti Saudara

    Perlakukanlah orang-orang muda sebagai saudara, dan wanita-wanita tua sebagai ibu. Wanita-wanita muda . . . sebagai adik, dengan sikap yang murni. –1 Timotius 5:1-2 (BIS)


    Baca: 1 Timotius 5:1-2


    Ketika seorang pembimbing retret meminta saya untuk berbicara empat mata dengan Karen, saya menemukan dirinya sedang menangis di ruang konseling. Karen berusia empat puluh dua tahun dan ingin menikah, dan seorang pria menaruh perhatian padanya. Namun, pria ini adalah atasannya sendiri, dan sudah beristri.


    Dengan saudara lelaki yang usil dan ayah yang tidak menunjukkan kasih sayang, sejak muda Karen sadar dirinya rentan terhadap rayuan pria. Pembaruan iman telah memberinya batasan-batasan baru, tetapi kerinduannya untuk disayangi tetap ada, dan cinta yang tidak dapat ia miliki ini menyiksa jiwanya.


    Setelah bercakap-cakap, saya dan Karen berdoa. Dalam doa yang blak-blakan, ia mengakui cobaan yang dihadapinya, menyatakan tidak akan meneruskan hubungan itu, dan menyerahkan kerinduan jiwanya kepada Allah. Ia pun meninggalkan ruangan dengan perasaan lebih ringan.


    Hari itu, saya menyadari betapa brilian nasihat Paulus untuk memperlakukan satu sama lain sebagai saudara-saudari dalam iman (1 Tim. 5:1-2). Cara kita memandang orang menentukan cara kita berinteraksi dengan mereka, dan di dunia yang tega menjadikan orang sebagai objek seksual, sikap kita yang memandang lawan jenis sebagai keluarga dapat menolong kita untuk memperlakukan mereka dengan sopan dan wajar. Sebagai saudara-saudari dalam hubungan yang sehat, kita tidak akan saling melecehkan atau merayu.


    Karena hanya mengenal pria yang suka merendahkan, memanfaatkan, atau mengabaikannya, Karen membutuhkan seseorang yang memperlakukannya seperti saudara. Itulah keindahan Injil—kita memperoleh saudara-saudari baru yang dapat membantu kita menghadapi masalah hidup.


    Oleh: Sheridan Voysey


    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana memandang orang lain sebagai saudara dapat membantu Anda memperlakukan mereka dengan “sikap yang murni” (1 Tim. 5:2 BIS)? Bagaimana nasihat Paulus dapat membantu pria dan wanita untuk berhubungan dengan sehat?


    Ya Bapa, tolonglah aku memperlakukan orang lain dengan hormat dan sikap yang murni.


    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Bersama 2 Timotius dan Titus, 1 Timotius adalah salah satu dari tiga “surat pastoral” yang ditulis oleh Paulus. Surat-surat ini ditulis langsung untuk dua pemimpin gereja, Timotius dan Titus, yang bertanggung jawab untuk menggembalakan gereja setempat. Tujuan Paulus adalah untuk menguatkan iman orang-orang yang baru percaya sekaligus melawan ajaran palsu. Timotius sebelumnya merupakan rekan seperjalanan Paulus, dan pernah mendapat bimbingan darinya. Sekarang Timotius punya tanggung jawab penting sebagai gembala jemaat Efesus, sebuah kota berpenduduk sekitar empat ratus ribu orang. Allah mendirikan gereja di Efesus melalui perjalanan misi Paulus yang ketiga (lihat Kisah Para Rasul 19). Efesus juga merupakan tempat salah satu dari tujuh keajaiban dunia, yakni kuil dewi Artemis. Iman Kristen menjadi ancaman terhadap pemujaan itu, dan seorang tukang perak bernama Demetrius memicu huru-hara untuk melawan “Jalan Tuhan” (Kisah Para Rasul 19:23-41). “Keajaiban” dunia akan sirna keindahannya seiring dengan berkembangnya Jalan Tuhan (iman Kristen). –Tim Gustafson


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti


    Our Daily Bread / BIRO INFOKOM HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB