Waspadalah dan berhati-hatilah. –Ulangan 4:9
Baca: Ulangan 4:1-9
Seorang pria dan beberapa temannya menyusup dan melewati gerbang sebuah resor ski yang sudah diberi peringatan “awas longsor salju” dan mulai bermain seluncur. Ketika berseluncur untuk kedua kalinya, seseorang berteriak, “Longsor!” Namun, pria itu tidak sempat menghindar dan lenyap ditelan longsoran salju. Beberapa orang mengkritik dirinya, dan menganggapnya “pemain pemula”. Sebenarnya, ia bukan pemain ski pemula, melainkan seorang pemandu bersertifikat untuk kegiatan ski di alam terbuka yang bersalju. Seorang peneliti berkata bahwa para pemain ski dan peseluncur yang paling terlatih justru yang paling mungkin melakukan kesalahan. “[Peseluncur salju itu] meninggal karena terlalu percaya diri sehingga tidak lagi waspada.”
Ketika bangsa Israel bersiap memasuki tanah perjanjian, Allah ingin mereka selalu waspada—berjaga-jaga dan bertindak dengan hati-hati. Untuk itu, Dia memerintahkan mereka untuk mematuhi semua “ketetapan dan peraturan” yang diberikan-Nya (Ul. 4:1-2) dan mengingat penghakiman-Nya di masa lalu atas mereka yang tidak patuh (ay. 3-4). Mereka perlu “waspada” dengan menyelidiki dan menjaga hati mereka (ay. 9). Ini akan menolong mereka untuk tetap waspada terhadap bahaya rohani dari luar dan kebekuan rohani dari dalam diri mereka sendiri.
Mudah bagi kita untuk lengah, ketika hati kita mulai membeku dan kita menipu diri sendiri. Namun, Allah dapat menguatkan kita agar tidak jatuh dan mengampuni kita dengan rahmat-Nya ketika kita memang jatuh. Dengan mengikuti Dia, dan bersandar pada hikmat dan pemeliharaan-Nya, kita dapat terus waspada dan mengambil keputusan yang tepat!
Oleh: Marvin Williams
Renungkan dan Doakan
Dalam situasi apa Anda cenderung menjadi lengah secara rohani? Apa yang akan Anda lakukan untuk mengikuti hikmat Allah dan tetap waspada terhadap hal-hal yang membahayakan iman Anda?
Ya Allah, tolong aku untuk tetap berjaga-jaga dan mengikut Engkau dalam kasih dan ketaatan.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Kitab Ulangan (yang berarti “hukum kedua”) adalah kitab terakhir dari Pentateukh, kelima kitab Taurat Musa. Dalam kepercayaan Yudaisme, kitab-kitab itu disebut sebagai Torah (secara harfiah “perintah, hukum”). Di dalam Kitab Ulangan, Musa mengulang hukum-hukum yang pernah diberikan kepada umat Israel di Sinai. Mengapa diulang? Generasi yang pertama kalinya menerima (dan menyetujui) hukum itu di Gunung Sinai telah mati di padang belantara selama empat puluh tahun pengembaraan mereka. Sekarang umat Israel sedang bersiap-sedia memasuki tanah perjanjian, dan Musa mengulang hukum Taurat kepada generasi baru itu, agar supaya mereka menerima sendiri hukum itu, sebelum mereka menerima tanah yang dijanjikan itu. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar