Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam . . . , melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. –Imamat 19:18
Baca: Imamat 19:15-18
Dalam masa-masa isolasi mandiri dan pembatasan di tengah pandemi virus corona, kata-kata Martin Luther King Jr. dalam “Surat dari Penjara Birmingham” yang ditulisnya terasa sangat tepat. Ia mengatakan, ketika berbicara tentang ketidakadilan, ia tidak bisa duduk diam di satu kota tanpa mencemaskan apa yang terjadi di kota lain. “Tak terhindarkan bahwa kita semua terperangkap dalam jaringan yang sama,” ia berkata, “terikat dalam satu nasib yang sama. Apa pun yang mempengaruhi seseorang secara langsung, mempengaruhi kita semua secara tidak langsung.”
Demikian pula, pandemi COVID-19 semakin mempertegas keterhubungan kita saat kota-kota dan negara-negara di seluruh dunia ditutup untuk menghentikan penyebaran virus. Apa yang mempengaruhi satu kota dapat langsung mempengaruhi kota lain.
Berabad-abad lalu, Allah memerintahkan kepada umat-Nya untuk menunjukkan kepedulian terhadap orang lain. Melalui Musa, Dia memberikan hukum kepada orang-orang Israel untuk menuntun dan menolong mereka hidup bersama. Dia memerintahkan mereka: “Janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia” (Im. 19:16); mereka juga tidak boleh membalas atau mendendam terhadap orang lain, melainkan diperintahkan Allah: “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (ay. 18). Allah tahu bahwa komunitas akan tercerai-berai jika orang tidak lagi memperhatikan sesamanya, dengan menghargai kehidupan orang lain seperti menghargai kehidupan mereka sendiri.
Marilah kita juga menyambut hikmat dari perintah Allah tersebut. Saat melakukan aktivitas sehari-hari, kita bisa mengingat betapa kita sebenarnya terhubung satu sama lain, karena itu mintalah kepada-Nya agar kita dapat mengasihi dan melayani orang lain dengan baik.
Oleh: Amy Boucher Pye
Renungkan dan Doakan
Menurut Anda, mengapa Yesus mengulangi hukum Allah, ketika Dia memberi tahu para pemuka agama untuk mengasihi sesama mereka seperti diri sendiri? Bagaimana Anda dapat melakukan perintah itu hari ini?
Ya Allah, mampukanku membagikan kasih dan rahmat-Mu hari ini.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Gordon J. Wenham, seorang penafsir Alkitab, menunjukkan betapa mudahnya pembaca masa kini melewatkan hubungan antara ayat 15 dan 16 dari Imamat 19. Konsep kuncinya di sini adalah sesama. Di dalam komunitas bangsa Israel, proses hukum tidak berlangsung di suatu lokasi pengadilan di tempat jauh, melainkan di dalam komunitas itu sendiri, bahkan sering kali dalam lingkungan yang sama. Oleh karena itu, perilaku gosip, fitnah, atau langsung menghakimi seseorang yang Anda kenal baik dan yang sedang menghadapi tuntutan hukum dapat menjadi godaan yang sangat nyata. Karena itu, ayat 17 menjadi nasihat yang wajar, yakni agar orang tidak menyimpan kebencian terhadap “saudara” sebangsanya, melainkan perlu berterus terang menegur mereka, bahkan sebelum konflik itu membutuhkan campur tangan hukum. Kemudian, nasihat itu mengarah kepada perintah terkenal agar kita mengasihi “sesama [kita] manusia seperti diri [kita] sendiri” (ay. 18). –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar