Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. –Yakobus 2:26
Baca: Yakobus 2:14-26
Tornado menyerang suatu wilayah pada malam hari di bulan Juni 2021, menghancurkan lumbung milik sebuah keluarga. Kehilangan ini begitu menyedihkan, karena lumbung itu sudah berdiri di tanah keluarga tersebut sejak akhir dekade 1800-an. Ketika keesokan paginya John dan Barb berkendara menuju gereja, mereka melihat kerusakan yang terjadi dan berpikir bagaimana mereka dapat menolong. Mereka lantas berhenti dan mengetahui bahwa keluarga tersebut membutuhkan bantuan untuk bersih-bersih. Mereka pun segera pulang untuk berganti pakaian, lalu kembali lagi untuk membantu membersihkan lumbung yang hancur oleh tornado. Mereka mewujudkan iman mereka dalam perbuatan nyata dengan melayani keluarga tersebut.
Yakobus berkata bahwa “iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yak. 2:26). Ia memberi contoh Abraham, yang dalam ketaatannya mengikuti Allah saat ia tidak tahu ke mana akan pergi (ay. 23; lihat Kej. 12:1-4; 15:6; Ibr. 11:8). Yakobus juga menyebut Rahab, yang menunjukkan imannya kepada Allah Israel saat ia menyembunyikan para pengintai yang datang untuk memantau kota Yerikho (Yak. 2:25; lihat Yos. 2 ; 6:17).
“Jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan” (Yak. 2:14), hal itu tidak ada gunanya bagi orang tersebut. “Iman adalah akar, perbuatan baik adalah buahnya,” komentar Matthew Henry, “dan kita harus memastikan bahwa kita memiliki keduanya.” Allah tidak membutuhkan perbuatan baik kita, tetapi iman kita dibuktikan lewat perbuatan-perbuatan kita.
Oleh: Anne Cetas
Renungkan dan Doakan
Menurut Anda, mengapa penting bagi kita untuk berbuat baik? Apa yang dapat Anda lakukan sebagai perwujudan kasih Anda kepada Allah?
Ya Allah, izinkan aku melayani-Mu, sebagai perwujudan iman dan kasihku kepada-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Yakobus 2:14-26 menantang gagasan bahwa iman dapat hadir sendiri tanpa disertai perbuatan. Yakobus berkata bahwa orang yang menentang pemikiran itu bisa saja berkata bahwa ada orang percaya yang hanya beriman, sementara orang percaya yang lain hanya mempunyai perbuatan (ay. 18). Pihak lawan agaknya berpendapat bahwa keduanya sama-sama bisa berdiri sendiri. Namun, Yakobus menentang pemikiran bahwa iman dan perbuatan dapat dimasukkan ke dalam golongan yang terpisah, dengan berkata bahwa iman sejati tidak mungkin dinyatakan tanpa perbuatan baik (ay. 18). Ia menekankan bahwa iman sejati selalu diwujudkan dalam bentuk pelayanan kepada mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat dan lemah dalam hal ekonomi (ay. 14-17). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar