Berbahagialah orang yang berdukacita. –Matius 5:4
Baca: Matius 5:1-12
Saya menerima surel dari seorang pemuda di Inggris, yang menerangkan bahwa ayahnya (baru berumur enam puluh tiga tahun) sedang sekarat dan kini terbaring kritis di rumah sakit. Meski kami belum pernah bertemu, pekerjaan saya dan ayahnya ternyata sering berkaitan. Karena ingin menghibur sang ayah, pemuda itu meminta saya mengirimkan video berisi doa dan dorongan semangat. Saya sangat tersentuh dan akhirnya merekam pesan singkat serta doa untuk kesembuhannya. Saya diberi tahu bahwa ayahnya menonton video tersebut dan sempat menyatakan rasa terima kasih dengan mengacungkan jempolnya. Sayangnya, beberapa hari kemudian, saya menerima email berikutnya yang mengabarkan bahwa beliau telah meninggal dunia. Beliau mengembuskan napas terakhir sambil menggenggam tangan sang istri.
Hati saya hancur. Betapa besarnya kehilangan yang dirasakan oleh keluarga. Terlalu cepat mereka kehilangan seorang suami dan ayah. Namun, sungguh mengejutkan mendengar Yesus berkata bahwa justru orang-orang yang berduka itulah yang berbahagia. “Berbahagialah orang yang berdukacita,” kata Yesus (Mat. 5:4). Yesus tidak mengatakan bahwa penderitaan dan dukacita itu baik, melainkan bahwa belas kasihan dan kebaikan Allah dicurahkan ke atas mereka yang paling membutuhkannya. Mereka yang diliputi rasa duka karena kematian atau bahkan karena dosa mereka sendiri adalah yang paling membutuhkan perhatian dan penghiburan Allah. Kepada merekalah Yesus berjanji, “mereka akan dihibur” (ay. 4).
Allah menghampiri kita, anak-anak-Nya yang terkasih (ay. 9). Dia menghadirkan kebahagiaan dalam air mata kita.
Oleh: Winn Collier
Renungkan dan Doakan
Di mana sajakah Anda menemukan kesedihan dalam kisah hidup Anda dan hidup orang lain? Bagaimana janji Yesus tentang kebahagiaan mengubah cara Anda memandang kesedihan itu?
Ya Allah, hatiku diliputi kedukaan dan sangat bersedih. Tolongkah aku untuk mengalami kebahagiaan dari-Mu, di tengah kesedihan ini.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Matius mencatat lima bagian besar dari pengajaran Yesus (Matius 5–7; 10; 13; 18; 24–25). Matius 5–7 dikenal sebagai Khotbah di Bukit, karena Yesus mengajarkannya ketika Dia sedang berada di “bukit” (5:1) di Galilea (4:23). Dalam khotbah ini, Kristus mengajarkan apa yang diperlukan untuk menjadi murid-Nya. Pertama, Dia menggambarkan karakter (5:3-12) dan selanjutnya perilaku (5:13–7:29) dari seorang yang percaya kepada-Nya. Matius 5:3-12 dikenal sebagai Ucapan Bahagia (Beatitudes), dan dinamakan demikian karena kata Latin untuk “berbahagialah” atau “bahagia” adalah beatus. Seorang penulis menyebutnya “Beautiful Attitudes” (Sikap-Sikap yang Indah).
Masing-masing dari delapan Ucapan Bahagia dibuka dengan kata “berbahagialah” (makarios), yang diterjemahkan menjadi “diberkatilah” dalam beberapa versi. Namun, makarios memiliki arti dasar “diperkenan Allah” atau “menerima perkenanan Allah.” Mereka yang telah menerima perkenanan dan kebaikan Allah sungguh diberkati dan memiliki alasan untuk merasa puas dan gembira. –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar