• Serupa Guru Agung Kita

    Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. –Lukas 6:40


    Baca: Lukas 6:37-42


    Dalam sebuah video yang viral, seorang murid karate sabuk putih berusia tiga tahun mencoba meniru instrukturnya. Dengan penuh semangat dan keyakinan, gadis kecil itu mengucapkan kredo sebagai murid bersama sang guru. Kemudian, dengan tenang dan fokus, gadis mungil yang antusias itu menirukan semua yang dikatakan dan dilakukan gurunya dengan cukup bagus.


    Yesus pernah berkata, “Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya” (Luk. 6:40). Dia memberi tahu murid-murid-Nya bahwa mereka harus meniru Dia dalam bersikap murah hati, penuh kasih, dan tidak menghakimi (ay. 37-38), serta bijaksana memilih siapa yang mereka ikuti: “Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?” (ay. 39). Murid-murid-Nya perlu memahami bahwa dengan standar tersebut, mereka tidak boleh mengikuti orang Farisi, para pemandu buta yang membawa orang kepada kejatuhan (Mat. 15:14 ). Mereka juga perlu menghayati pentingnya mengikuti Guru mereka. Dengan demikian, tujuan murid-murid Kristus adalah untuk menjadi sama seperti Yesus sendiri! Oleh karena itu, sangatlah penting bagi mereka untuk memperhatikan perintah Kristus tentang kemurahan hati dan kasih, serta menerapkannya dengan sungguh-sungguh.


    Sebagai orang percaya yang berusaha untuk menjadi serupa dengan Yesus hari ini, marilah kita mempersembahkan hidup kita kepada Guru Agung kita, sehingga kita dapat menjadi seperti Dia dalam pengetahuan, hikmat, dan perilaku. Hanya Dia yang dapat menolong kita merefleksikan cara hidup-Nya yang murah hati dan penuh kasih.


    Oleh: Marvin Williams


    Renungkan dan Doakan

    Bagian mana dari kehidupan Yesus yang rindu Anda teladani hari-hari ini? Dalam keadaan seperti apa Anda merasa sangat sulit meneladani Kristus, Guru Agung kita?


    Tuhan Yesus, Guruku yang Agung, tolonglah aku untuk menyerupai-Mu dalam ketekunan dan fokus hidupku.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.  


    WAWASAN

    Seberapa sering kita menggunakan kata-kata jangan menghakimi untuk menghakimi orang lain yang kita anggap menghakimi orang lain? Namun, kata-kata Yesus “janganlah kamu menghakimi” (Lukas 6:37) tidak berarti bahwa kita meninggalkan semua pertimbangan demi menyetujui setiap perilaku. Sebaliknya, perintah-Nya diberikan dalam konteks kasih dan pengampunan—pertama-tama kasih Allah bagi kita dan pengampunan yang Dia berikan dengan berlimpah, dan kemudian kita meneruskan kasih dan pengampunan bahkan kepada musuh-musuh kita.


    Dalam ayat 35-36 (BIS), Yesus berbicara tentang perlunya “mengasihi musuh” kita dan “berbelaskasihan seperti Bapamu juga berbelaskasihan.” Sebelumnya Dia berkata untuk “berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu” (ay. 27). Jika kita menginginkan belas kasihan dari Bapa kita, kita harus bermurah hati dalam mengampuni dan memulihkan orang lain, sama seperti cara Allah memperlakukan kita. –Tim Gustafson


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread / BIRO INFOKOM HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB