• Melawan Orang Banyak

    Aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. –Roma 9:3


    Baca: Roma 9:1-5


    “Adakalanya manusia berani melawan raja-raja yang paling berkuasa dan menolak tunduk di hadapan mereka,” demikian hasil pengamatan filsuf dan penulis Hannah Arendt (1906–75). Ia menambahkan, “Namun, tidak banyak yang berani melawan orang banyak, yang berjuang seorang diri menentang sekumpulan orang yang sesat pikir, untuk menghadapi kegilaan mereka yang tak kenal ampun tanpa menggunakan senjata.” Sebagai seorang Yahudi, Arendt menyaksikan sendiri kenyataan tersebut di negeri asalnya, Jerman. Ada kengerian tersendiri ketika ditolak oleh satu kelompok.


    Rasul Paulus pernah mengalami penolakan tersebut. Sebagai seorang Farisi dan rabi Yahudi, hidupnya berubah total ketika ia berjumpa dengan Yesus yang telah bangkit. Saat itu, Paulus sedang berada dalam perjalanan ke Damsyik untuk menganiaya umat yang percaya kepada Kristus (Kis. 9). Namun, setelah bertobat, ia justru mengalami penolakan dari orang-orang sebangsanya. Dalam surat yang kita kenal sebagai 2 Korintus, Paulus menyebut sejumlah kesusahan yang dialaminya karena mereka, di antaranya ia “disiksa, dipenjarakan” (6:5 BIS).


    Alih-alih menanggapi penolakan keras itu dengan kemarahan atau kepahitan, Paulus merindukan mereka untuk juga dapat mengenal Yesus. Ia menulis, “Aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani” (Rm. 9:2-3).


    Setelah Allah menyambut kita sebagai anggota keluarga-Nya, kiranya Dia juga memampukan kita untuk mengundang pihak-pihak yang memusuhi kita ke dalam hubungan dengan-Nya.


    Oleh: Bill Crowder


    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana respons Anda selama ini ketika mengalami penolakan? Apa yang membuat penolakan terasa menyakitkan?


    Allah Mahakasih, tolonglah aku menuntun orang lain kepada-Mu, supaya mereka mendapat tempat dalam kerajaan-Mu, terlepas dari penderitaan atau kekecewaan yang pernah kualami.

    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Ayat-ayat pembuka Roma 9 mengingatkan kita bahwa Paulus bukan sedang menulis risalah teologi (meski Kitab Roma dianggap karya terbesar sang rasul secara teologis). Namun, sulit untuk tidak melihat kerinduannya bagi saudara sebangsanya, orang Yahudi, dan penolakan mereka terhadap Yesus sebagai Mesias. Kesedihannya demikian dalam (“sangat berdukacita dan selalu bersedih hati,” ay. 2), sampai-sampai ia menyatakan dirinya “mau terkutuk dan terpisah dari Kristus” (ay. 3). Kata Yunani anathema, yang diterjemahkan sebagai “terkutuk” atau “terlaknat” (TL), mengacu kepada sesuatu yang telah diletakkan atau dipisahkan sebagai persembahan, suatu kurban. “Terkutuk” berarti diputuskan atau dipisahkan dari hubungan dengan Yesus. Keinginan mendalam Paulus agar orang-orang sebangsanya ikut menerima keselamatan yang dibawa Kristus membuat sang rasul berharap bahwa ia, seperti Yesus, dapat menjadi kurban persembahan demi bangsanya. –J.R. Hudberg


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti


    Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB