Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. –Yohanes 1:4
Baca: Yohanes 1:4-9
Untuk menangkap keindahan dari pantulan cahaya dalam lukisan pemandangan yang dibuatnya dengan cat minyak, seniman Armand Cabrera bekerja dengan prinsip artistik yang penting ini: “Cahaya pantulan tidak pernah sekuat sumber cahayanya.” Ia mengamati bahwa pelukis pemula cenderung membesar-besarkan cahaya pantulan. Namun, menurut Cabrera, “Cahaya pantulan adalah milik bayangan, sehingga cahaya itu seharusnya mendukung dan bukannya bersaing dengan bagian-bagian lukisan Anda yang terang.”
Kita mendengar pemahaman serupa dalam Alkitab tentang Yesus sebagai “terang manusia” (Yoh. 1:4). Yohanes Pembaptis “datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya” (ay. 7). Penulis Injil memberi tahu kita, “Ia [Yohanes] bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu” (ay. 8).
Seperti Yohanes, kita dipilih Allah untuk memantulkan terang Kristus kepada mereka yang hidup dalam bayang-bayang dunia yang tidak percaya. Inilah peranan kita, seperti dikatakan seseorang, “mungkin karena orang-orang yang tidak percaya tak mampu menanggung secara langsung seluruh nyala terang kemuliaan-Nya.”
Cabrera mengajar siswa seninya bahwa “apa pun yang tertimpa cahaya langsung dalam sebuah adegan akan menjadi sumber cahaya itu sendiri.” Demikian pula, dengan Yesus sebagai “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang” (ay. 9), kita dapat bersinar sebagai saksi. Saat kita mencerminkan Kristus, kiranya dunia kagum menyaksikan kemuliaan-Nya terpancar melalui diri kita.
Oleh: Patricia Raybon
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda memantulkan terang Kristus? Ke bagian dunia yang gelap manakah Allah memanggil Anda untuk memancarkan terang-Nya yang mengubahkan?
Sinarilah aku, ya Terang Allah yang indah. Tolonglah aku memancarkan terang-Mu di tengah suramnya bayang-bayang dunia yang tidak mempercayai-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Yohanes 1:1-4 menggambarkan Yesus sebagai Firman Allah—sumber hidup dan terang bagi seluruh manusia. Hidup dan terang dalam tradisi Yahudi biasanya dikaitkan dengan wahyu Allah dalam Kitab Suci. Dalam Kitab Ulangan, misalnya, bangsa Israel diberi tahu bahwa melalui ketaatan kepada hukum Allah mereka dapat “hidup dan bertambah banyak” (30:16). Di Mazmur 119:105, Kitab Suci digambarkan sebagai “pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Terang juga dipahami sebagai lambang kekudusan—dipisahkan dari dunia dan dikhususkan untuk tujuan Allah. Yesaya mengatakan bahwa Israel dipanggil untuk menjadi “terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara” (42:6-7). Dengan menggambarkan Yesus sebagai hidup dan terang, Yohanes mengajarkan kepada kita bahwa Dialah pewahyuan Allah yang sempurna, sumber pengharapan terutama bagi semua orang. –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar