Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. –Rut 1:20
Baca: Rut 1:3-8, 15-21
Setelah suaminya meninggal dunia, Jen menikah lagi. Anak-anak suaminya yang baru tidak pernah menerimanya. Sekarang setelah suami keduanya itu juga meninggal dunia, anak-anaknya makin membenci Jen karena ia masih tinggal di rumah masa kecil mereka. Suami Jen tidak meninggalkan banyak warisan untuknya, tetapi anak-anaknya menuduh Jen telah mencuri warisan mereka. Dapat dimengerti jika situasi ini membuat Jen putus asa dan merasakan kepahitan.
Dalam Alkitab diceritakan bahwa suami Naomi membawa keluarganya pindah ke Moab, lalu ia serta kedua anak lelakinya meninggal di sana. Bertahun-tahun kemudian, Naomi kembali ke Betlehem dengan tangan kosong, dan hanya bersama Rut, menantunya. Kota kecil itu menjadi gempar dan penduduknya bertanya-tanya, “Naomikah itu?” (Rut 1:19). Naomi menyatakan bahwa mereka tidak lagi patut menyebutnya dengan nama itu, yang berarti “menyenangkan”. Sebaliknya, ia sepatutnya dipanggil “Mara”, yang artinya “pahit”, karena “dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong Tuhan memulangkan aku” (ay. 20-21).
Mungkinkah Anda juga merasa seharusnya Anda menyandang nama “pahit”? Bisa jadi Anda telah dikecewakan teman, ditentang oleh keluarga, atau mengalami kemerosotan dalam kesehatan. Anda merasa berhak mendapat yang lebih baik, tetapi hal itu tidak terjadi. Karena itu, sekarang Anda merasa pahit.
Naomi kembali ke Betlehem dengan perasaan pahit, tetapi ia tetap pulang kembali. Anda juga bisa “pulang kembali”. Kembalilah kepada Yesus, keturunan Rut, yang lahir di Betlehem. Temukanlah kelegaan dalam kasih-Nya.
Pada waktunya, Allah mengganti kepahitan Naomi dengan sukacita, karena rencana Allah yang sempurna terwujud dalam hidupnya (4:13-22). Allah juga sanggup mengganti kepahitan Anda. Datanglah kepada-Nya.
Oleh: Mike Wittmer
Renungkan dan Doakan
Nama apa yang menggambarkan situasi Anda? Apa artinya bagi Anda menghayati nama yang menggambarkan diri Anda sekarang dalam Yesus?
Bapa, aku kembali untuk menemukan kelegaanku dalam Putra-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Kisah Rut, yang merupakan nenek moyang Daud, raja terbesar Israel (Rut 4:18-22), diawali dengan kakek buyut Elimelekh yang memindahkan keluarganya ke Moab untuk menghindari kelaparan (1:1-2). Elimelekh hidup “pada zaman para hakim memerintah” (ay. 1). Meski tidak dijelaskan persis waktunya, tetapi yang pasti berada dalam periode tiga ratus tahun (sekitar 1380–1050 SM) antara kematian Yosua (Yosua 24:29) dan awal pemerintahan Saul sebagai raja (1 Samuel 13:1). Itulah masa yang marak dengan ketidakstabilan politik, kemerosotan moral, dan penyembahan berhala rohani (Hakim-Hakim 2:10-13; 3:5-6), masa ketika “setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri” (17:6; 21:25). –K.T. Sim
Our Daily Bread/ Biro Infokom HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar