Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan . . . yang jahat, yang aku perbuat. –Roma 7:19
Baca: Roma 7:15-20
Ketika saya masih kanak-kanak, sebuah tank bekas Perang Dunia II dipajang di taman dekat rumah kami. Terpasang beberapa papan peringatan untuk memperingatkan bahayanya menaiki kendaraan tersebut, tetapi beberapa teman saya langsung berebut memanjat dan menaikinya. Ada dari kami yang agak enggan, tetapi akhirnya kami memanjat juga. Seorang anak menolak, sambil menunjuk ke arah papan-papan peringatan tersebut. Yang lain bergegas melompat turun ketika ada orang dewasa mendekat. Godaan untuk bersenang-senang mengalahkan niat kami untuk menaati aturan.
Dalam diri kita semua ada kecenderungan yang kekanak-kanakan untuk memberontak. Kita tidak suka diberi tahu apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Meski demikian, kita membaca dalam Surat Yakobus bahwa jika kita tahu apa yang benar tetapi tidak melakukannya, itu adalah dosa (4:17). Dalam Surat Roma, Rasul Paulus menulis: “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku” (7:19-20).
Sebagai umat percaya, kita mungkin bingung dengan pergumulan kita melawan dosa. Namun, terlalu sering kita hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri untuk melakukan apa yang benar. Kelak, ketika hidup ini berakhir, barulah kita benar-benar mati terhadap kecenderungan berbuat dosa. Namun, sebelum hari itu tiba, kita dapat mengandalkan kuasa Kristus, yang telah meraih kemenangan atas dosa lewat kematian dan kebangkitan-Nya.
Oleh: Cindy Hess Kasper
Renungkan dan Doakan
Dosa apa saja yang menjadi pergumulan terbesar Anda? Bagaimana Anda dapat semakin mengandalkan kuasa Allah untuk melepaskan diri dari ikatan dosa tersebut?
Allah Mahakasih, tolonglah aku untuk memilih apa yang benar. Hatiku rindu mencerminkan karakter-Mu yang sempurna dan kehendak-Mu yang kudus.
Amin......
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Roma 7:14-25 sering menjadi perdebatan di antara para ahli Alkitab. Banyak orang percaya bahwa ayat-ayat tersebut menggambarkan pergumulan Paulus yang terus-menerus dengan dosa, karena ayat-ayat itu ditulis dalam bentuk waktu sekarang, dan menggunakan kata ganti orang pertama (“aku”). Namun, gambaran Roma 7 tentang manusia “di bawah kuasa dosa” (ay. 14) sulit diselaraskan dengan kondisi manusia yang sudah dimerdekakan dari ikatan dosa yang digambarkan sebagai pemberian Roh bagi semua orang percaya dalam pasal 6 dan 8 (6:17-18; 8:1-2).
Kini, para ahli meyakini bahwa deskripsi yang terus terang dalam Roma 7 tentang “[berbuat] apa yang tidak aku kehendaki” (ay. 16) tidaklah menggambarkan pergumulan pribadi Paulus pada waktu itu. Sebaliknya, kemungkinan ia menggunakan suatu teknik sastra dengan berbicara dalam waktu sekarang untuk mendramatisasi kesia-siaan mencari keselamatan melalui hukum Taurat (8:3). Hanya melalui kuasa Roh Kristus orang percaya dapat mengalami kemerdekaan, hidup, dan kedamaian (ay. 1-3,6,10). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar