Hendaklah kalian tetap saling mendorong dan saling menguatkan, sama seperti yang kalian sedang lakukan sekarang ini. –1 Tesalonika 5:11 (BIS)
Baca: 1 Tesalonika 5:4-11
Saya menyebutnya sebagai keajaiban “dari gersang menjadi subur”. Hal ini terjadi setiap musim semi selama lebih dari lima belas tahun. Setelah bulan-bulan musim dingin, rumput di halaman kami penuh dengan debu dan berwarna cokelat pekat, sampai-sampai orang yang melihatnya mungkin mengira rumput itu sudah mati. Colorado memang memiliki pegunungan yang bersalju, tetapi iklim di dataran rendahnya selalu kering, bahkan pada musim panas daerah itu selalu terancam kekeringan. Namun, sekitar akhir Mei setiap tahun, saya menyalakan alat penyiram yang mengeluarkan sedikit air tetapi konsisten. Lalu, dalam waktu dua minggu, rumput yang semula kering dan cokelat berubah menjadi lebat dan hijau.
Rumput hijau itu mengingatkan saya tentang betapa sangat pentingnya dorongan semangat. Tanpanya, hidup dan iman kita ibarat sesuatu yang nyaris tidak bernyawa. Namun, alangkah menakjubkannya pengaruh dorongan semangat yang diterima secara konsisten terhadap hati, pikiran, dan jiwa kita. Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika menekankan kebenaran tersebut. Melihat jemaat bergumul dengan rasa cemas dan takut, Paulus merasa perlu memperkuat iman mereka. Ia mendorong mereka untuk terus melakukan pekerjaan baik dalam mendorong dan menguatkan satu sama lain (1 Tes. 5:11 ). Sang rasul tahu, tanpa dorongan seperti itu, iman mereka dapat menjadi layu. Paulus sendiri pernah mengalaminya, karena jemaat Tesalonika juga pernah menyemangati dan menguatkannya. Anda dan saya memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan siraman semangat, dengan menolong satu sama lain untuk makin berkembang dan bertumbuh.
Oleh: John Blase
Renungkan dan Doakan
Dorongan semangat apa yang Anda terima baru-baru ini? Siapa yang membutuhkan siraman semangat dari Anda, hari ini atau minggu ini?
Ya Bapa, terima kasih atas dorongan semangat yang telah kuterima, dan tolonglah aku untuk menyemangati orang lain.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, Paulus menjawab pertanyaan tentang kedatangan Yesus yang kedua kali (1 Tesalonika 4:13-18; 5:1-11). Ia telah berkhotbah di rumah ibadat orang Yahudi di ibu kota Makedonia itu selama tiga hari Sabat. Alhasil, banyak orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain yang takut akan Allah menjadi percaya (Kisah Para Rasul 17:4). Namun, kebersamaan sang rasul dengan para petobat baru itu harus terputus ketika orang Yahudi yang memusuhi mereka menyeret Yason, tuan rumah mereka, dan orang-orang Kristen lainnya ke hadapan pembesar-pembesar kota dan menuduh mereka telah menghasut orang untuk melawan Kaisar (ay. 5-9). Dalam keprihatinannya, Paulus mengirim Timotius ke Tesalonika beberapa bulan kemudian (1 Tesalonika 3:1-2,5). Timotius lalu bertemu dengan Paulus di Korintus (Kisah Para Rasul 18:5) dan memberitahukannya apa yang terjadi (1 Tesalonika 3:6). Jemaat Tesalonika telah bertumbuh dengan baik, tetapi digelisahkan oleh penganiayaan yang mereka derita (ay. 3-4). Terlebih lagi, beberapa dari orang-orang yang baru percaya meninggal dunia, dan sejumlah anggota jemaat lainnya merasa bingung tentang kedatangan Kristus kembali (4:13). –Alyson Kieda
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar