• Ruang Hening

    Sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. –1 Raja-Raja 19:12


    Baca: 1 Raja-raja 19:9-14


    Jika Anda menyukai kedamaian dan ketenangan, Anda pasti akan menyukai sebuah ruangan di Minneapolis, Minnesota. Ruangan itu dapat menyerap bunyi sampai 99,99 persen! Ruang bebas gema (anechoic) yang terkenal itu terdapat di dalam Orfield Laboratories dan disebut sebagai “tempat paling sunyi di bumi”. Orang yang ingin merasakan ruang tanpa bunyi itu diharuskan duduk agar tidak mengalami disorientasi yang disebabkan oleh ketiadaan bunyi. Menurut catatan, tak seorang pun mampu menghabiskan waktu lebih dari empat puluh lima menit di dalam ruangan itu.


    Kebanyakan dari kita tidak membutuhkan suasana sehening itu. Namun, di tengah dunia yang bising dan sibuk ini, adakalanya kita merindukan sedikit keheningan. Bahkan berita yang kita tonton dan media sosial yang kita konsumsi menciptakan semacam “kebisingan” yang bersaing untuk menarik perhatian kita. Banyak dari kebisingan itu dipenuhi dengan kata-kata dan gambar yang memancing emosi negatif. Membenamkan diri di dalam semua itu akan membuat kita gagal mendengar suara Allah.


    Ketika Nabi Elia pergi untuk bertemu Allah di Gunung Horeb, ia tidak menemukan Allah dalam angin besar, gempa, ataupun api (1 Raj. 19:11-12). Namun, saat Elia mendengar “bunyi angin sepoi-sepoi basa”, barulah ia menyelubungi wajahnya dan keluar dari gua untuk bertemu dengan “Tuhan, Allah semesta alam” (ay. 12-14).


    Jiwa Anda mungkin mendambakan keheningan, tetapi lebih dari itu, jiwa Anda mungkin rindu mendengar suara Allah. Carilah ruang hening dalam kehidupan Anda supaya Anda takkan pernah melewatkan “suara yang kecil lembut” dari Allah (ay. 12 BIS).


    Oleh: Cindy Hess Kasper


    Renungkan dan Doakan

    Dengan cara apa saja Allah berbicara dengan anak-anak-Nya? Mengapa penting bagi kita untuk berkomunikasi secara teratur dengan-Nya?


    Bapa terkasih, tenangkanlah hati dan pikiranku, agar aku siap bertemu dengan-Mu hari ini. 

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Elia, yang namanya berarti “Allahku adalah Yahwe”, melayani Israel, Kerajaan Utara, selama dua puluh dua tahun masa pemerintahan Ahab (874–853 SM). Ahab, bersama Izebel, istrinya dari Sidon, menggiring umat Israel untuk menyembah Baal dan membunuh nabi-nabi Allah (1 Raja-Raja 16:29-34; 18:4). Pelayanan Elia sebagai nabi menjadi teladan ketika ia menghadapi 450 nabi Baal di Gunung Karmel, dengan menunjukkan bahwa Yahwe adalah Allah sejati dan memanggil Israel kembali kepada-Nya (18:16-21). Elia tidak mati, melainkan diangkat ke surga dalam angin badai (2 Raja-Raja 2:1, 11). Pada waktu Yesus dimuliakan di atas gunung, Elia pun muncul bersama Musa (Matius 17:3). –K.T. Sim


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread/ GEBADA HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Kepanikan di dalam Gua 2025-07-09

Janganlah padamkan Roh. –1 Tesalonika 5:19 Baca: 1 Tesalonika 5:16-24 Tiga remaja laki-laki yang sangat bersemangat berkeliaran dalam sistem...

Halaman FB