Aku tetap Dia . . . yang menggendong kamu. –Yesaya 46:4
Baca: Yesaya 46:4-7
Setelah operasi yang dijalaninya tidak membawa pemulihan yang diharapkan, Joan menerima kabar bahwa ia perlu dioperasi lagi dalam waktu lima minggu. Dalam masa-masa penantian itu, Joan mulai merasa cemas. Ia dan suaminya sudah lanjut usia, dan keluarga mereka tinggal di tempat yang jauh. Joan dan suaminya harus berkendara ke kota yang asing, menjalani prosedur rumah sakit yang rumit, dan akan ditangani oleh dokter spesialis yang baru.
Meski kenyataan tersebut tampak mengkhawatirkan, Allah menjaga mereka. Ketika dalam perjalanan sistem navigasi kendaraan mereka rusak, mereka dapat tiba tepat waktu dengan pertolongan peta. Allah memberi mereka hikmat. Di rumah sakit, seorang pendeta berdoa bersama mereka dan menawarkan bantuannya hari itu. Allah juga menyediakan dukungan yang mereka butuhkan. Selepas operasi, Joan mendapat kabar baik bahwa operasinya berhasil.
Meski kita tidak selalu mengalami kesembuhan atau pertolongan dari masalah, Allah selalu setia dan dekat dengan orang-orang yang rentan—baik yang masih muda, lanjut usia, atau kurang beruntung. Berabad-abad lalu, ketika umat Israel digoyahkan oleh pembuangan di Babel, Nabi Yesaya mengingatkan bahwa Allah telah menopang mereka sejak lahir dan akan terus memelihara mereka. Melalui sang nabi, Allah berfirman, “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu” (Yes. 46:4).
Allah tidak akan meninggalkan kita di saat kita paling membutuhkan-Nya. Dia sanggup menyediakan kebutuhan kita dan mengingatkan kita akan penyertaan-Nya dalam setiap aspek hidup kita. Dialah Allah di sepanjang kehidupan kita.
Oleh: Jennifer Benson Schuldt
Renungkan dan Doakan
Bagaimana cara Allah menopang Anda dalam masa-masa sulit Anda di masa lalu? Bagaimana Dia dapat bekerja melalui diri Anda untuk mendukung sesama yang membutuhkan?
Ya Allah, Engkau baik dan layak kami andalkan. Saat aku menghadapi ketidakpastian, tolonglah aku untuk bersandar kepada-Mu.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Secara sederhana, kitab nubuat Yesaya terbagi dua: pasal 1–39 dan 40–66. Sejumlah teolog dan pakar melihat dua bagian tersebut sebagai tulisan dari dua orang yang berbeda. Menurut mereka, bagian pertama benar-benar ditulis oleh Nabi Yesaya yang hidup dalam sejarah, sementara bagian kedua ditambahkan oleh orang lain yang menuliskannya sekitar dua abad kemudian. Namun, pandangan tradisional menyatakan bahwa Yesaya sajalah yang menulis seluruh kitab itu, tetapi pada dua masa yang berbeda. Bagian pertama diyakini ditulis sekitar 15 tahun sebelum penulisan bagian kedua. Buku tafsiran The Bible Knowledge Commentary menyatakan, “Pasal 1–39 menekankan penghakiman atas dosa, sementara pasal 40–66 membahas penebusan atas dosa itu dan perubahan yang dihasilkan dalam diri manusia dan sistem dunia. Jadi, penghakiman harus terjadi sebelum berkat dapat dicurahkan.” Namun, di sepanjang Kitab Yesaya, terdapat penekanan yang kuat pada sosok dan peran Mesias yang dijanjikan. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / GEBADA HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar