• Kehilangan Segalanya

    Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan! –Ayub 1:21


    Baca: Ayub 1:13-22


    Waktunya sungguh tidak tepat. Setelah mendapatkan sedikit keuntungan dari bisnis membangun jembatan, monumen, dan sejumlah bangunan besar, Cesar mempunyai impian untuk memulai suatu usaha baru. Maka ia pun menjual bisnis pertamanya dan menyimpan uangnya di bank, dengan rencana untuk segera menginvestasikannya kembali. Namun, dalam kurun waktu yang singkat itu, pemerintah menyita seluruh aset yang disimpan dalam rekening-rekening bank swasta. Hanya dalam sekejap, seluruh uang tabungan Cesar menguap.


    Setelah memutuskan tidak menjadikan pengalaman yang merugikannya itu sebagai alasan untuk mengeluh, Cesar memohon kepada Allah agar menunjukkan jalan yang harus ia tempuh. Kemudian ia pun memulai semuanya dari awal lagi.


    Pada suatu saat yang sangat buruk, Ayub tidak hanya kehilangan semua harta miliknya. Ia juga kehilangan sebagian besar hamba dan seluruh anaknya (Ayb. 1:13-22). Lalu ia kehilangan kesehatannya (2:7-8). Reaksi Ayub terus menjadi teladan abadi bagi kita. Ia berdoa, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” (1:21). Pasal itu ditutup demikian, “Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut” (ay. 22).


    Seperti Ayub, Cesar memilih untuk mempercayai Allah. Hanya dalam beberapa tahun ia telah membangun bisnis baru yang lebih berhasil daripada yang pertama. Kisahnya menyerupai akhir kisah Ayub (lihat Ayb. 42). Namun, kalaupun Cesar tidak pernah pulih secara ekonomi, ia tahu bahwa harta sejatinya tidaklah berada di bumi (Mat. 6:19-20). Ia akan tetap mempercayai Allah.


    Oleh: Tim Gustafson


    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana perasaan Anda ketika Anda pernah mengalami kehilangan yang sangat besar? Apa yang dinyatakan Roh Kudus melalui peristiwa kehilangan yang Anda alami?


    Ya Allah, ajarilah aku sesuatu tentang kasih-Mu hari ini. Ada begitu banyak yang tidak kumengerti.

    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Ayub adalah salah satu kitab tertua dalam Alkitab. Penyebutan orang-orang Kasdim sebagai pengembara (1:17) dan bahwa Ayub hidup 140 tahun setelah pencobaan yang dialaminya (42:16) menunjukkan bahwa ia hidup di era para leluhur seperti masa hidup Abraham (sekitar 2000 SM). Dalam konteks ini, kekayaan diukur dari jumlah ternak dan budak yang dimiliki, dan bukan berdasarkan emas dan perak (lihat Kejadian 12:16; Ayub 1:3; 42:12).


    Rasul Yakobus menyebut Ayub sebagai teladan dari ketekunan iman (Yakobus 5:11). Tantangan-tantangan yang dihadapi Ayub mendorong kita untuk mempunyai iman yang tulus kepada Allah, bahkan ketika menghadapi kesakitan, penderitaan, dan kematian (Ayub 1:20-22; 2:10). –K.T. Sim


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti


    Our Daily Bread/ GEBADA HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB