Aku akan . . . memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah. –Mazmur 22:23
Baca: Mazmur 22:15-25
Di penghujung kebaktian, pendeta mengundang Latriece ke depan untuk bersaksi. Rasanya tak seorang pun dari antara jemaat yang menduga betapa luar biasanya kesaksian Latriece. Ia bercerita bagaimana ia pindah dari Kentucky ketika bencana tornado merenggut nyawa tujuh orang anggota keluarganya pada bulan Desember 2021. “Saya masih bisa tersenyum karena Allah beserta saya,” katanya. Meski telah didera cobaan berat, kesaksian Latriece sungguh menguatkan para pendengar yang sedang menghadapi cobaan mereka masing-masing.
Perkataan Daud dalam Mazmur 22 (yang merujuk kepada penderitaan Yesus) datang dari seseorang yang telah babak belur dan merasa ditinggalkan oleh Allah (ay. 2), dihina dan diejek oleh banyak orang (ay. 7-9), serta dikelilingi oleh pemangsa (ay. 13-14). Ia merasa lemah dan tenaganya terkuras (ay. 15-19)—tetapi tidak kunjung putus asa. “Tetapi Engkau, Tuhan, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!” (ay. 20).
Walaupun mungkin tidak sama dengan kesulitan yang dialami Daud atau Latriece, tantangan yang Anda hadapi saat ini juga sama-sama nyata. Namun, firman Tuhan di ayat 25 juga sama-sama berarti: “Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, . . . dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya.” Kemudian, ketika kita sudah mengalami pertolongan Allah, marilah kita menyatakan kebaikan-Nya agar orang lain juga dapat mengetahuinya (ay. 23).
Oleh: Arthur Jackson
Renungkan dan Doakan
Apa saja manfaat dari membagikan kisah-kisah tentang kebaikan Allah kepada sesama? Mengapa sangat penting untuk bersekutu dengan saudara-saudara seiman kita di dalam Kristus?
Bapa Surgawi, kini kubawa perasaan tidak berdayaku kepada-Mu. Embuskanlah pengharapan baru ke dalam hatiku dan tolonglah aku untuk memuji nama-Mu.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Di dalam mazmur ratapan yang ditulis Daud ini (Mazmur 22), kita menemukan kata-kata yang diucapkan Yesus di atas salib: “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?” (ay. 2; Matius 27:46; Markus 15:34). Sejumlah orang meyakini bahwa mazmur ini terutama menubuatkan penderitaan Kristus. Yang lain meyakini bahwa itu adalah pengalaman Daud dalam konteks Perjanjian Lama, tetapi menerima makna lebih dalam karena dikutip oleh Yesus. Menurut ESV Study Bible , ada baiknya kita melihat mazmur ini “memberikan ratapan bagi seseorang yang menderita meski tak bersalah, dan kemudian kita melihat bagaimana . . . Injil menggunakannya untuk menggambarkan Yesus sebagai Pribadi terbesar yang menderita meski tak berdosa.” Dalam Matius 27, kita melihat beberapa ayat yang paralel dengan Mazmur 22. Matius 27:35 menyatakan bahwa sesudah menyalibkan Kristus, “mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi” (lihat Mazmur 22:19). Matius 27:39 maupun Mazmur 22:8 sama-sama menyebutkan bahwa orang-orang yang lewat menghujat Dia “sambil menggelengkan kepala”. –Alyson Kieda
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / GEBADA HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar