Aku akan . . . melepaskan kamu dari perbudakan mereka. –Keluaran 6:5
Baca: Keluaran 6:1-8
“Anda seperti Musa, membawa kami keluar dari perbudakan!” seru Jamila. Sebagai seorang pemanggang bata di Pakistan, Jamila dan keluarganya menderita karena terikat oleh besarnya utang mereka kepada pemilik tempat pembakaran. Mereka memakai sebagian besar pendapatan mereka untuk membayar bunga utangnya saja. Sewaktu sebuah lembaga nirlaba memberikan hibah yang membebaskan mereka dari utang tersebut, mereka merasa sangat lega. Dalam ucapan terima kasihnya kepada perwakilan lembaga untuk pembebasan mereka, Jamila, yang telah percaya kepada Yesus, merujuk kepada kisah pembebasan dari perbudakan yang telah Allah lakukan bagi Musa dan bangsa Israel.
Bangsa Israel telah ditindas oleh orang Mesir selama ratusan tahun, dan mereka dipaksa bekerja di bawah keadaan yang mengenaskan. Mereka pun berseru kepada Allah untuk memohon pertolongan-Nya (Kel. 2:23). Namun, beban mereka justru diperberat, karena Firaun yang baru bukan hanya memerintahkan mereka untuk membuat batu bata, tetapi juga mengumpulkan jerami untuk membuat batu-batu bata itu (5:6-8). Ketika orang Israel terus memohon agar dilepaskan dari penindasan itu, Allah mengulangi janji-Nya bahwa Dia akan menjadi Allah mereka (6:6). Mereka tak lagi menjadi budak, karena Dia akan menebus mereka “dengan tangan yang teracung” ( ay. 5).
Dengan tuntunan Allah, Musa memimpin umat Israel keluar dari Mesir (lihat ps. 14). Kini Allah masih membebaskan kita melalui karya Anak-Nya, Yesus, di kayu salib. Kita sudah dibebaskan dari perbudakan yang jauh lebih besar, yakni dosa yang pernah menguasai kita. Kita bukan lagi budak, tetapi sudah merdeka!
Oleh: Amy Boucher Pye
Renungkan dan Doakan
Bagaimana cara Allah membebaskan Anda? Bagaimana Anda dapat menolong orang-orang yang berada dalam perbudakan dalam bentuk lain?
Ya Allah, aku bersyukur karena Engkau telah mengutus Anak-Mu demi membebaskanku dari dosaku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Dalam kisah-kisah Perjanjian Lama mengenai hubungan Allah dengan Israel, penting bagi kita mempunyai perspektif yang benar tentang apa yang kita baca. Meskipun yang kita baca adalah kisah sejarah, tetapi lebih dari itu, kita juga membaca pelajaran yang menyingkapkan isi hati dan pikiran Allah kepada kita. Paulus, seorang Farisi yang sangat menguasai hukum Taurat, menulis di 1 Korintus 10:11: “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.” Melalui Perjanjian Lama, kita diajar tentang hati Allah dan cara menanggapi-Nya di dalam berbagai keadaan hidup. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / GEBADA HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar