• Ketika dalam Ketakutan

    Tuhan di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? –Mazmur 118:6


    Baca: Mazmur 118:1-7


    Ketika saya masih kecil, lapangan sekolah adalah tempat para perundung beraksi dan anak-anak seperti saya pasrah menerimanya tanpa banyak protes. Ketika meringkuk ketakutan di hadapan para penyiksa itu, kami mengalami hal lain yang lebih buruk, yaitu ejekan-ejekan yang mereka lontarkan. “Kamu takut, kan? Kamu takut padaku, kan? Tidak ada siapa pun yang akan melindungimu di sini.”


    Sejujurnya, saya benar-benar merasa ketakutan dalam situasi-situasi tersebut, dan sudah sewajarnya. Karena pernah ditinju, saya tahu saya tidak ingin mengalaminya lagi. Jadi, apa yang bisa saya lakukan dan siapa yang dapat saya percayai ketika rasa takut menyergap? Sangat wajar jika seorang anak berusia delapan tahun merasa takut ketika ia dirisak oleh anak lain yang lebih tua, lebih besar, dan lebih kuat.


    Ketika diserang, sang pemazmur tidak menanggapinya dengan takut, melainkan dengan percaya diri, karena ia tahu ia tidak menghadapi ancaman-ancaman itu seorang diri. Ia menulis, “Tuhan di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” (Mzm. 118:6). Sebagai seorang anak, rasanya saya tidak dapat memahami tingkat kepercayaan diri seperti yang dimiliki sang pemazmur. Namun, sebagai orang dewasa, saya telah belajar dari perjalanan iman bersama Kristus selama bertahun-tahun, bahwa Dia jauh lebih besar daripada semua ancaman yang menimbulkan ketakutan.


    Ancaman-ancaman yang kita hadapi dalam kehidupan ini memang nyata. Namun, kita tidak perlu takut. Sang Pencipta alam semesta selalu menyertai kita, dan Dia lebih dari cukup.


    Oleh: Bill Crowder


    Renungkan dan Doakan

    Apa yang sedang Anda khawatirkan hari ini? Mintalah Allah untuk hadir, menghibur, dan melindungi Anda dalam pergumulan apa pun yang Anda hadapi.


    Ya Bapa, terima kasih, karena Engkau selalu menyertaiku, dan aku dapat mempercayai-Mu untuk melewati masa-masa yang sulit dengan kasih karunia-Mu.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Mazmur 118 adalah mazmur terakhir dari rangkaian enam mazmur (Mazmur 113–118) yang dikenal sebagai “Hallel Mesir”. Bangsa Israel memakai kumpulan mazmur ini dalam perayaan Paskah. “Mesir” mengacu kepada “Pada waktu Israel keluar dari Mesir” (114:1; lihat Keluaran 6:5-6), dan Hallel berarti pujian. Mazmur 113–114 dinyanyikan sebelum jamuan Paskah dan Mazmur 115–118 sesudahnya.


    Mazmur 118 adalah mazmur nomor dua yang paling sering dikutip dalam Perjanjian Baru (Mazmur 110 adalah yang pertama). Ketika Yesus memasuki Yerusalem pada Minggu Palem, orang banyak menyerukan perkataan dari Mazmur 118:26, menyerukan Yesus sebagai raja yang akan memerdekakan mereka dari perbudakan Romawi (Matius 21:9; Markus 11:9; Lukas 19:38; Yohanes 12:13). Kristus mengutip Mazmur 118:22-23 di dalam perumpamaan tukang bangunan (Matius 21:42; Markus 12:10-11; Lukas 20:17). Petrus mengutip ayat-ayat yang sama dalam Kisah Para Rasul 4:11 dan 1 Petrus 2:7, serta Paulus menyinggungnya secara implisit dalam Efesus 2:20-21. Ibrani 13:6 mengutip dari Mazmur 118:6. –K.T. Sim


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB