Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami! –Markus 10:35
Baca: Markus 10:35-45
Pada tahun 2021, seorang insinyur berambisi untuk menembakkan anak panah lebih jauh daripada rekor dalam sejarah, yang tercatat sejauh 618 meter. Sambil berbaring di atas dataran garam, ia menarik tali busur dari busur kaki yang dirancangnya secara khusus dan bersiap-siap meluncurkan proyektilnya, dengan harapan dapat mencetak rekor baru sejauh lebih dari 1.500 meter. Ia menghela napas dalam-dalam lalu menembakkan anak panah itu. Namun, bukannya melesat hingga ribuan meter, anak panah itu malah mendarat di kakinya dan melukainya cukup parah. Aduh!
Adakalanya kita bisa dibilang mencelakakan diri kita sendiri dengan ambisi yang salah arah. Yakobus dan Yohanes tahu apa artinya berambisi untuk mengejar sesuatu yang baik, tetapi dengan alasan yang keliru. Mereka meminta kepada Yesus: “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu” (Mrk. 10:37). Memang, Yesus sudah pernah memberi tahu para murid bahwa mereka akan “duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel” (Mat. 19:28 ). Karena itu tidak heran mengapa Yakobus dan Yohanes mengajukan permintaan mereka tadi. Lalu, apa masalahnya? Masalahnya, mereka dengan egois hendak mencari posisi dan kuasa yang tinggi untuk diri mereka sendiri dalam kemuliaan Kristus. Yesus memberi tahu mereka bahwa ambisi mereka salah tempat (Mrk. 10:38) dan bahwa “barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (ay. 43).
Ketika kita ingin melakukan hal-hal yang baik dan besar bagi Kristus, kiranya kita mencari hikmat dan tuntunan-Nya—melayani sesama dengan rendah hati seperti yang sudah dilakukan Yesus dengan sangat baik (ay. 45).
Oleh: Tom Felten
Renungkan dan Doakan
Mengapa ambisi bisa menjadi sesuatu yang baik sekaligus buruk? Bagaimana kita dapat memiliki ambisi untuk melayani seperti Tuhan Yesus?
Tuhan Yesus, aku ingin melakukan hal-hal besar bagi-Mu, tetapi demi alasan-alasan yang benar.
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Yakobus dan Yohanes mungkin terlihat sangat lancang saat meminta posisi penting dalam kerajaan mesianik di masa mendatang yang telah dijanjikan Yesus (Markus 10:35-37). Namun, mungkin kita perlu lebih memahami maksud mereka. Yesus baru saja berkata kepada mereka, “Apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel” (Matius 19:28). Permintaan mereka yang keliru itu diucapkan segera setelah pernyataan Yesus tersebut. Kristus mengoreksi mereka, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta" (Markus 10:38). Kemudian Yesus menyebutkan tentang sebuah cawan dan baptisan (ay. 38), hal-hal yang tidak melambangkan prestise melainkan penderitaan. Yesus akan meminum cawan kemurkaan Allah dengan menanggung penderitaan di kayu salib. Murid-murid di kemudian hari juga akan menghadapi penganiayaan. –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar