• Hanya Sebuah Bisikan

    Betapa lembutnya bisikan yang kita dengar dari pada-Nya! –Ayub 26:14


    Baca: Ayub 26:7-14


    Tembok berbisik di Grand Central Station kota New York menjadi semacam oasis akustik dari segala kebisingan yang memenuhi area tersebut. Lokasi unik ini memungkinkan orang-orang untuk menyampaikan pesan dengan suara berbisik dari jarak sembilan meter. Saat seseorang berdiri di bawah gapura granit dan berbisik ke arah tembok, gelombang suara akan bergerak naik dan merambat melalui lengkungan batu itu untuk diterima pendengar yang berdiri di sisi yang lain.


    Ketika hidupnya dipenuhi kebisingan dan tragedi karena kehilangan hampir segalanya (Ayb. 1:13-19; 2:7), Ayub mendengar sebuah bisikan. Teman-temannya mengocehkan pendapat mereka sementara pikiran Ayub terus berkecamuk, dan masalah demi masalah telah merasuki seluruh aspek kehidupannya. Akan tetapi, keagungan alam masih berbisik lembut kepadanya tentang kuasa Allah.


    Keindahan langit yang membentang, misteri bumi yang tergantung di alam semesta, dan stabilitas cakrawala mengingatkan Ayub bahwa dunia berada dalam kendali tangan Allah (26:7-11). Bahkan laut yang bergejolak dan udara yang bergemuruh membuat Ayub berkata, “Sesungguhnya, semuanya itu hanya ujung-ujung jalan [Allah]; betapa lembutnya bisikan yang kita dengar dari pada-Nya!” (ay. 14).


    Jika keindahan dunia merepresentasikan hanya secuil dari kesanggupan Allah, maka jelaslah kuasa-Nya sungguh melampaui kemampuan kita untuk memahaminya. Semua ini memberi kita harapan di saat kita terpuruk. Allah sanggup melakukan apa saja, termasuk yang Dia lakukan bagi Ayub dengan menopangnya di tengah penderitaan.


    Oleh: Jennifer Benson Schuldt


    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana kebesaran kuasa Allah menenangkan Anda? Bagian mana dari alam yang menggugah Anda untuk mengagumi-Nya?


    Ya Allah, saat masalahku tampak besar, tolonglah aku untuk ingat, bahwa Engkau terlebih besar, dan tiada yang mustahil bagi-Mu.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Mendengar tentang penderitaan Ayub, Elifas, Bildad, dan Zofar datang untuk menghiburnya (Ayub 2:11). Ketiga sahabat Ayub tersebut meyakini bahwa penderitaan Ayub diakibatkan oleh dosa. Sepanjang tiga babak dialog (psl. 4–31), mereka berdebat dengan Ayub, mencoba meyakinkannya untuk bertobat agar Allah kembali memberkatinya. Ayub bersikukuh bahwa ia tidak berdosa, dan menolak penjelasan sahabat-sahabatnya tentang penderitaan manusia. Bildad menuduh Ayub tidak mengenal siapa Allah (psl. 25). Ayub menjawab dengan berkata bahwa ia lebih mengenal Allah daripada Bildad. Ayub berbicara tentang Allah sebagai Pencipta dan menggambarkan misteri, supremasi, serta keagungan-Nya. Dia Mahakuasa—Dia menciptakan dan mengendalikan segala sesuatu (26:5-13). Dia juga transenden—apa yang kita lihat tentang diri-Nya di dalam ciptaan hanyalah ujung jalan-Nya, dan apa yang kita dengar hanyalah bisikan kuasa-Nya! (ay. 14). –K.T. Sim


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB