Hati yang gembira adalah obat yang manjur. –Amsal 17:22
Baca: Amsal 17:12-22
Selama tiga tahun, pada setiap hari sekolah, Colleen mengenakan kostum atau topeng yang berbeda-beda untuk menyambut anak-anaknya saat mereka turun dari bus sekolah. Hal itu menghibur semua penumpang—termasuk sopir bus: “Ia membuat anak-anak di bus saya sangat senang, sungguh luar biasa. Saya suka sekali.” Anak-anak Colleen juga setuju.
Semua itu berawal ketika Colleen mulai merawat beberapa anak asuh. Mengetahui betapa sulitnya berpisah dari orangtua dan bersekolah di tempat baru, ia pun mulai menyambut anak-anak itu dengan mengenakan kostum. Setelah tiga hari, ternyata anak-anak tidak ingin ia berhenti. Jadi Colleen meneruskan kebiasaan itu. Ia menghabiskan banyak waktu dan uang di toko pakaian bekas, tetapi, seperti diutarakan wartawan Meredith TerHaar, usaha itu membawa “hasil yang tak ternilai, yaitu kebahagiaan.”
Satu ayat di tengah sebuah kitab yang sarat dengan nasihat bijaksana, yang sebagian besar ditulis oleh Raja Salomo untuk putranya, merangkum dampak dari perbuatan sang ibu tadi: “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Ams. 17:22). Dengan membawa keceriaan bagi semua anaknya (baik kandung, adopsi, maupun asuh), Colleen berharap dapat mencegah adanya semangat yang patah.
Sumber sukacita kita yang sejati dan abadi adalah Allah melalui Roh Kudus (Luk. 10:21; Gal 5:22). Roh Kudus memampukan kita memancarkan terang Allah di saat kita berusaha membawa sukacita bagi orang lain—sukacita yang memberi harapan dan kekuatan untuk menghadapi pencobaan hidup.
Oleh: Alyson Kieda
Renungkan dan Doakan
Pernahkah seseorang melakukan sesuatu yang membuat Anda bahagia? Apa hasilnya?
Ya Bapa, terima kasih, karena Engkau memberiku sukacita. Mampukanlah aku untuk meneruskannya kepada orang lain.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Meski pernyataan-pernyataan dalam Kitab Amsal tidak selalu tersusun dalam urutan yang mudah dipahami, sering kali ada tema-tema yang menyatukan bagian-bagian amsal tertentu. Pasal 17 berfokus pada hubungan antarmanusia. Penulisnya memperingatkan kita tentang kerusakan yang disebabkan oleh dendam (ay. 9,13) atau sikap bebal (ay. 10-12), pertengkaran (ay. 14,19), perilaku tidak adil (ay. 15), dan penyalahgunaan uang (ay. 16). Sebaliknya, hubungan yang setia dan saling melindungi dianjurkan (ay. 17-18). Ayat 20-22 berfokus pada sikap hati yang berpengaruh dalam membentuk kehidupan dan hubungan-hubungan kita. Hati yang serong atau bebal mendatangkan kesulitan dan penderitaan (ay. 20-21), sedangkan “hati yang gembira adalah obat yang manjur” (ay. 22). Jadi kemungkinan ayat 22 bermaksud mengatakan bahwa hubungan yang sehat dapat mendatangkan sukacita dan kesembuhan. –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread

Tidak ada komentar:
Posting Komentar