Aku ini Tuhan, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain. –Yesaya 42:8
Baca: 1 Samuel 4:1-11
Seketika saja, Tom merasakan bunyi “klik” yang mengerikan di bawah sepatu bot tentaranya. Spontan ia langsung melompat setinggi dan sejauh mungkin. Perangkat mematikan yang tersembunyi di bawah tanah itu tidak meledak. Belakangan, tim penjinak bom menarik keluar dari tanah bahan peledak seberat tiga puluh enam kilogram di tempat itu. Tom terus memakai sepatu bot itu sampai benar-benar rusak. “Ini sepatu keberuntunganku,” begitulah ia menyebutnya.
Tom mungkin terus mengenakan sepatu bot itu untuk mengenang bagaimana ia pernah nyaris kehilangan nyawanya. Namun, orang-orang sering jatuh pada anggapan bahwa sebuah benda bisa “membawa keberuntungan” atau bahkan dengan label rohani, “membawa berkat”. Sungguh berbahaya apabila kita menganggap sebuah objek—bahkan sebuah simbol—sebagai sumber dari berkat Allah.
Bangsa Israel menyadari hal itu lewat cara yang pahit. Tentara Filistin baru saja mengalahkan mereka dalam pertempuran. Saat mengevaluasi kekalahan itu, mereka terpikir untuk membawa serta “tabut perjanjian Tuhan” dalam pertempuran berikutnya supaya mereka menang (1 Sam. 4:3). Kedengarannya gagasan itu baik (ay. 6-9), mengingat tabut perjanjian itu adalah benda suci.
Namun, perspektif bangsa Israel sungguh keliru. Tabut itu sendiri tidak dapat memberikan kekuatan apa pun. Karena mengandalkan sebuah objek daripada mempercayai satu-satunya Allah yang sejati, bangsa Israel kalah semakin telak, bahkan musuh mereka berhasil merebut tabut itu (ay. 10-11).
Memang tidak salah untuk memiliki benda-benda yang mengingatkan kita untuk berdoa atau berterima kasih kepada Allah atas kebaikan-Nya. Namun, hal-hal tersebut tidak pernah menjadi sumber berkat, karena berkat hanya datang dari tangan Allah.
Oleh: Tim Gustafson
Renungkan dan Doakan
Bagaimana cara Anda membuktikan bahwa Anda beriman kepada Allah? Saat menghadapi krisis, apa yang Anda andalkan untuk menolong Anda?
Bapa terkasih, ampunilah aku, ketika aku tergoda untuk mengandalkan apa pun selain Engkau.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Tidak mengherankan bahwa orang Filistin tidak tahu banyak tentang Allah. Namun, yang mengherankan adalah orang Israel juga tidak tahu banyak tentang Dia (1 Samuel 4:1-11). Orang Filistin telah mendengar tentang kebesaran Allah, tetapi salah mengartikannya. Mereka ingat berbagai tulah yang Allah gunakan untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir, lebih dari tiga ratus tahun sebelumnya, tetapi mereka mengingat kejadian itu terjadi di padang gurun, bukan di Mesir, dan mengganggap kuasa Allah itu datang “dari dewa-dewa yang kuat” (ay. 8 BIS). Sementara itu, bangsa Israel salah dengan mengira bahwa kehadiran tabut perjanjian Tuhan sama dengan kehadiran Allah sendiri (ay. 3). Mereka lebih menginginkan keberhasilan militer daripada Pribadi yang mendatangkan keberhasilan tersebut. –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar