Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan. –2 Raja-raja 20:2
Baca: 2 Raja-raja 20:1-7
Wanita yang baru menjanda itu semakin cemas. Untuk dapat melakukan klaim asuransi jiwa dan memperoleh dananya, ia membutuhkan informasi penting tentang kecelakaan yang merenggut nyawa suaminya. Ia sudah berbicara dengan seorang petugas polisi yang berkata akan membantunya, tetapi wanita itu kehilangan kartu nama petugas itu. Jadi ia pun berdoa untuk memohon pertolongan Allah. Tak lama kemudian, ketika berada di gereja dan melewati sebuah jendela, ia melihat selembar kartu—kartu nama polisi tadi—tergeletak di ambang jendela. Ia tidak tahu bagaimana kartu itu bisa ada di sana, tetapi ia tahu alasannya.
Wanita itu memperlakukan doa dengan serius. Bukankah sudah seharusnya demikian? Kitab Suci berkata bahwa Allah mendengarkan permintaan kita. Petrus menulis, “Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong” (1 Ptr. 3:12).
Alkitab memberi banyak contoh tentang cara Allah menanggapi doa umat-Nya. Salah satunya adalah Hizkia, raja Yehuda, yang jatuh sakit. Ia sudah menerima kabar dari Nabi Yesaya yang mengatakan bahwa ia akan mati. Raja tahu apa yang harus dilakukan: ia “berdoa kepada Tuhan” (2 Raj. 20:2). Allah langsung memberi tahu Yesaya agar menyampaikan kepada raja pesan dari-Nya: “Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu” (ay. 5). Allah pun memperpanjang hidup Hizkia lima belas tahun lagi.
Allah tidak selalu menjawab doa-doa kita dengan cara seperti kartu nama di jendela tadi, tetapi Dia meyakinkan kita bahwa ketika kesulitan muncul, kita tidak perlu menghadapinya seorang diri. Allah melihat kita, dan menyertai kita—doa-doa kita didengarkan-Nya.
Oleh: Dave Branon
Renungkan dan Doakan
Hal-hal apa saja yang paling Anda khawatirkan? Bagaimana Anda dapat menyerahkan semua itu kepada Allah, dengan memohon pimpinan dan pertolongan-Nya?
Ya Bapa, terima kasih, Engkau selalu hadir dan mendengar doa-doaku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Ayah Hizkia adalah Raja Ahas yang jahat. Namun, Hizkia, yang memerintah selama dua puluh sembilan tahun, dianggap sebagai salah satu raja Yehuda (Kerajaan Selatan pada masa kerajaan terpecah) yang baik. Ia memberlakukan reformasi keagamaan yang penting, termasuk membuka kembali rumah Tuhan (2 Tawarikh 29:3), memerintahkan penyingkiran berhala di seluruh kerajaannya (ay. 5, 15-17), dan memperingatkan rakyatnya agar tidak meninggalkan Allah yang sejati (ay. 6-11). Penyembahan berhala tidak saja berhenti di kerajaan Yehuda, tetapi juga di banyak daerah dalam Kerajaan Israel. Meski Hizkia adalah salah satu raja Yehuda yang “benar”, Manasye, putra yang menggantikannya, adalah salah satu raja paling jahat di Kerajaan Selatan (2 Raja-Raja 21:1,6). –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar