• Runtuh Tembok, Timbul Kesatuan

    Yesus telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan. –Efesus 2:14


    Baca: Efesus 2:11-22


    Sejak dibangun pada tahun 1861, Tembok Berlin telah memisahkan banyak keluarga dan sahabat. Tembok yang didirikan pemerintah Jerman Timur tersebut bertujuan untuk mencegah warganya melarikan diri ke Jerman Barat. Dari tahun 1949 hingga saat tembok itu dibangun, diperkirakan lebih dari 2,5 juta warga Jerman Timur telah melarikan diri ke Barat. Pada tahun 1987, Presiden AS Ronald Reagan berdiri di depan tembok itu dan mengatakan ucapannya yang terkenal, “Runtuhkan tembok ini.” Perkataannya mencerminkan gelombang besar perubahan yang akhirnya berpuncak dengan diruntuhkannya tembok tersebut pada tahun 1989—dan membawa kepada penyatuan kembali negara Jerman yang membawa kebahagiaan bagi seluruh warga.


    Di Efesus 2:14, Rasul Paulus menulis tentang “tembok pemisah, yaitu perseteruan” yang diruntuhkan oleh Yesus (Ef. 2:14). Tembok itu telah berdiri di antara orang Yahudi (umat pilihan Allah) dan orang bukan Yahudi (semua bangsa lainnya). Hal ini dilambangkan oleh tembok pemisah (yang disebut soreg) dalam Bait Suci yang didirikan oleh Herodes Agung di Yerusalem. Tembok pemisah itu mencegah orang bukan Yahudi untuk masuk lebih jauh daripada bagian luar pelataran Bait Allah, meski mereka dapat melihat ke pelataran bagian dalam. Akan tetapi, Yesus membawa “damai sejahtera” dan rekonsiliasi antara orang Yahudi dan bukan Yahudi, serta antara Allah dan seluruh umat manusia. Dia melakukannya dengan “merubuhkan tembok pemisah . . . oleh salib” (ay. 14,16 ). “Kabar Baik tentang pendamaian” itu memungkinkan semua orang dipersatukan oleh iman kepada Kristus (ay. 17-18 BIS).


    Banyak hal dapat memisahkan kita saat ini. Namun, karena Allah sudah menyediakan apa yang kita butuhkan untuk bersatu, marilah kita berusaha untuk menghidupi kedamaian dan kesatuan yang ditemukan di dalam Yesus (ay. 19-22).


    Oleh: Tom Felten


    Renungkan dan Doakan

    Dinding pemisah apa yang Anda lihat ada dalam masyarakat? Bagaimana Anda dapat membantu menyingkirkannya, dengan pertolongan Tuhan Yesus?


    Allah sumber kedamaian, mampukanlah aku meruntuhkan tembok pemisah yang menyangkali kebenaran dan kasih-Mu.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....


    WAWASAN

    Penyebutan Paulus tentang “orang-orang tak bersunat” didasarkan pada ejekan salah kaprah yang biasanya dilontarkan orang-orang Yahudi kepada orang-orang non-Yahudi (Efesus 2:11). Sunat adalah tanda bagi laki-laki Yahudi yang dikhususkan bagi Allah (Kejadian 17:1-14). Namun, Paulus menulis bahwa “orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah” (Roma 2:29). Ketika menulis surat kepada jemaat di Efesus, Paulus sedang dipenjarakan atas tuduhan sesat telah membawa seorang non-Yahudi ke dalam Bait Allah (Kisah Para Rasul 21:27-29). Akan tetapi, Allah memang membawa baik orang Yahudi maupun non-Yahudi ke dalam satu tubuh Kristus, yaitu gereja (Efesus 2:19-21). –Tim Gustafson


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB